Judul: Kisah Hidup Gusko Budori
Penulis: Miyazawa Kenji
Penerjemah: Ivia Ade K.
Ilustrasi: EorG
Penyunting: Gita Romadhona
Penerbit: Penerbit Mai
Terbit: Desember 2022, cetakan pertama
Tebal:108 hlm.
ISBN: 6214941570460 (QRCBN)
RINGKASAN
Pada musim dingin panjang, Gusko Budori (10) dan Neri (7), adik perempuannya, ditinggalkan berturut-turut oleh Ayah dan Ibunya di rumah di hutan Ihatov. Tak lama setelah itu, Neri diculik oleh seorang pria yang memanggul keranjang. Sejak saat itulah Gusko Budori mulai berjuang untuk hidup. Dalam perjalanannya dia bertemu dengan orang-orang yang mengajarinya soal kerja keras.
RESENSI NOVEL
Novel ini mengajak kita mengikuti perjalanan hidup Gusko Budori sejak ia kecil sampai dewasa yang penuh kemalangan. Ia ditinggalkan orang tuanya, adiknya diculik, ia harus bekerja kepada Pemilik Pabrik Sutra, saat gunung meletus giliran ia bekerja kepada Tuan Tanah Janggut Merah, dan saat dewasa ia mengabdikan diri di Biro Pengamatan Gunung Berapi Ihatov bersama Teknisi Tua Pannennam.
Ini adalah novel perenungan untuk bekerja keras dan tidak putus asa. Sangat jelas diwakili oleh Gusko Budori yang rajin memasang jaring untuk ulat sutra dan dia juga menuntun kuda untuk membajak lumpur. Sepanjang melakukan pekerjaan itu tidak sekali pun Gusko Budori mengeluh.
Gusko Budori juga memiliki keingintahuan yang tinggi sebab setelah dipersilakan untuk meninggalkan tanah garapan Tuan Tanah Janggut Merah, ia memilih menemui Profesor Kubo. Sebelumnya Gusko Budori pernah belajar dari buku-buku dan jika bertemu Profesor Kubo artinya ia akan belajar lebih banyak lagi. Gusko Budori pun diminta membantu bekerja mengamati kondisi ratusan gunung merapi.
Dan sedikit memilukan di akhir ceritanya karena Gusko Budori memutuskan untuk menjadi orang yang berguna untuk orang lain. Sepertinya ini buah dari dia melakukan perjalanan dan belajar banyak hal. Walau begitu saya merasa lega sebab Gusko Budori akhirnya tahu nasib dari orang tua dan adik perempuannya.
Menurut saya buku ini tidak cocok untuk anak-anak karena muatan ceritanya yang berat dan tidak menyenangkan. Justru saya yang dewasa pun butuh waktu untuk memahami intisari dari perjalanan Gusko Budori ini. Selain itu terjemahannya juga mendukung pendapat saya karena lebih memilih memasukkan istilah-istilah pertanian dibandingkan nama familiar bahasa indonesianya. Agak sedikit terasa ilmiah, hehe.
Secara penokohan saya tidak bisa bersimpati penuh kepada Gusko Budori karena kurang penggalian karakternya. Saya yakin ini karena ceritanya yang diringkas padahal fase yang dilewati Gusko Budori terbilang panjang. Banyak momen-momen yang tidak terceritakan yang seharusnye memperjelas penokohan Gusko Budori.
Kalau kita perhatikan kovernya, yang warna kuning itu seperti bentuk monster ya, padahal bukan, itu adalah gunung berapi. Dan warna latar hijau tua sudah cukup menyampaikan kalau isi novel ini tidak ceria.
Secara keseluruhan saya bisa menikmati cerita Gusko Budori di novel ini walau pun belum memberi kesan mendalam. Buku ini pas dibaca bagi yang butuh bacaan mengenai nilai diri dan bentuknya novel, bukan self improvement.
Kalau untuk orang dewasa aja rada berat, gimana yah buat anak",barangkali usia remaja 15 tahun mungkin udah mulai paham walau tetep terasa berat,hehe, pesan dalam buku kerja keras dan usaha gak akan mengkhianati hasil, .. sehat "juga masnya.
BalasHapusIya nih, padahal di belakang bukunya kayak ada pernyataan kalau ini tuh buku anak, tapi kok rada berat dan kelam.
HapusTerima kasih Mbak :)
Cover nya rada tebel ya sepenglihatanku liat foto di atas? Kertasnya juga kayaknya kertas bagus ya Din? Melihat tokoh tokoh novelnya seperti agak asing dan ga umum ya din dan kayak berasal dari negeri yang tak kuketahui...Untuk alurny kayaknya butuh kerja keras juga agar bisa menikmati karena bahasanya yang cenderung berat 😊
BalasHapusIni tuh disusun seperti dongeng, makanya beberapa tokoh namanya menggunakan istilah seperti Tuan Tanah Janggut Merah dan Pemilik Pabrik Sutra.
HapusKalau bahasanya sih sebenarnya tidak terlaly berat tapi ceritanya yang menyimpan maksud yang kadang saya tidak paham isinya.