Judul: Toko Tukar Tambah Nasib
Penulis: Lia Seplia
Penyunting: Prisca Primasari
Ilustrasi sampul: Abdul M.
Penerbit: PT Falcon
Terbit: September 2022, cetakan pertama
Tebal: viii + 330 hlm.
ISBN: 9786026714749
"Selamat datang di toko Tukar tambah Nasib. Kami bisa memperbaiki hidupmu dan menukarnya dengan kehidupan orang lain yang ingin kamu jalani. Sudah puaskah kamu dengan hidupmu? Datanglah ke toko kami."
Toko Tukar Tambah Nasib memberi kesempatan bagus kepada orang-orang yang tidak puas dengan hidupnya. Salah satunya adalah Naya Saura, seorang pegawai minimarket yang hidupnya penuh luka dan ketidakberuntungan. Toko tersebut memberi Naya privilese untuk menjalani kehidupan seperti yang selama ini ia idam-idamkan: Lala (balerina ternama), Sato (direktur sebuah perusahaan kosmetik), Meri (istri pengusaha kaya dengan dua anak yang lucu-lucu), dan Riko (koki muda yang berlimpah harta).
Namun, ternyata tak ada kehidupan yang sesempurna dan seberkilau kelihatannya. Ada syarat yang harus dipenuhi. Ketika Naya sadar bahwa setiap pertukaran nasib harus ditukar dengan sesuatu yang paling berharga, kehidupan siapakah yang akan ia pilih?
***
SINOPSIS
Novel ini menceritakan tokoh utama bernama Naya Saura, yang kerja jadi kasir di sebuah minimarket. Kehidupannya tidak berjalan mulus seakan-akan nasib malang sudah jadi garis tangannya. Di keluarga, di lingkungan kerja, Naya tidak pernah menjadi sosok yang bersinar. Justru posisinya seperti beban saja.
Naya menjalani hidup dengan perasaan hampa. Sampai akhirnya ia menerima surat tawaran dari sebuah Toko Tukar Tambah Nasib untuk bertukar nasib dengan orang lain. Naya menyebutkan keempat temannya: Lala, Meri, Sato, dan Riko. Ia ingin menjalani hidup seperti mereka. Tetapi, pertukaran itu tidak gratis, ada harga yang harus Naya korbankan. Sebelum memutuskan kehidupan siapa yang akan dipilih, Naya berkesempatan untuk mengintip kehidupan keempat temannya itu.
Lala adalah balerina ternama. Hidupnya begitu disorot. Tetapi di balik pencapaiannya saat ini, Lala hanya boneka dari mimpi ibunya, Belinda. Lala kehilangan kebebasan, dan secara otomatis kehilangan kebahagiaan.
Sato lahir dari keluarga yang kaya. Tapi dia pengecut di lingkungannya. Korban bully. Karena yang ia punya hanya uang, maka kekuatan uang digunakannya untuk melindunginya. Sebagai keturunan yang kelak mewarisi perusahaan kosmetik besar, Sato bersaing dengan sepupunya. Demi menyelamatkan nasib warisan itu, Sato melepaskan perempuan yang ia kasihi dengan tulus, dan harus memilih perempuan yang sama-sama memiliki tujuan soal uang. Pilihan yang membuatnya tidak bahagia.
Meri terlahir di keluarga yang ramai. Saudaranya banyak. Dan impiannya adalah bisa segera meninggalkan rumah orang tuanya agar punya privasi. Doanya dikabulkan semesta, Meri memiliki pasangan idaman semua wanita; kaya dan tampan. Tetapi bukannya ketenangan yang didapatkan, justru banyak hal membuatnya cemas. Suaminya yang populer rawan diambil perempuan lain, mau tak mau Meri tidak bisa bersantai sebagai dirinya sendiri sehingga ia harus terlihat selalu cantik. Belum lagi soal pengasuhan anak yang kadang bersebrangan dengan ipar-ipar dan mertuanya. Kehidupan Meri tidak semenyenangkan yang dilihat orang-orang.
Riko adalah koki bintang yang wajahnya masuk di kover majalah ternama. Perjalanannya untuk mearih posisinya kini penuh liku-liku. Ia mulai kerja di restoran sejak belia. Bakatnya yang membawanya menjadi asisten Chef Ilga. Keputusan Chef Ilga, sosok yang sudah dianggapnya sebagai ayah, untuk membuat restoran sendiri justru membawa Riko di fase terjerembab. Hutang Chef Ilga menjadi bebannya. Beruntung Riko bertemu dengan Vera, teman SMA-nya yang mau membantu menyelesaikan semua masalah. Sayangnya Riko tidak berumur panjang. Pilihan yang sulit, hidupnya aman dan mapan tapi tidak berumur panjang.
Naya tidak tertarik dengan kehidupan keempat temannya karena akhirnya ia tahu hidup mereka tidak sebaik yang ia sangka. Tapi kontrak sudah disepakati, memilih salah satu kehidupan yang sudah diintip atau membatalkan kontrak tapi berujung meninggal. Naya tetap harus memutuskan.
IDE CERITA
Judul novel memakai kata 'toko' mulai bermunculan. Tapi novel ini jadi yang pertama yang saya baca. Penasaran sih apakah ada kesamaan di antara novel-novel itu. Dugaan saya sih semua novelnya membawa unsur fantasi. Biar jelas, nanti saya buktikan setelah membaca semua novelnya.
Di novel ini unsur fantasi sudah bisa diketahui dari judulnya. Di kehidupan nyata mana ada toko yang melayani tukar tambah nasib. Yang ada jual beli barang kebutuhan sehari-hari atau jual pulsa. Tapi di sini kita akan diajak masuk ke toko yang dikelola oleh pasangan T1 dan T2 dan membuktikan jasa tukar tambah nasib itu. Bingungkan bacanya, hehe.
Pengunjung akan datang ke toko itu setelah menerima surat tawaran. Jadi enggak semua orang bisa tahu dan datang ke situ. Dan layanan tukar tambah nasib ini memang ada. Hanya saja, sebagai kontrak transaksi, pengunjung terpilih harus menyerahkan barang yang memiliki nilai berharga. Ingat, yang berharga bukan melulu diukur dari harga ya. Barang berharga bisa karena muatan memorinya.
Pengunjung terpilih sudah dipastikan tidak bahagia dengan hidupnya. Banyak alasan yang membuat itu. Tawaran merubah nasib pasti menggiurkan. Pada poin ini, kita sepakat dong ternyata manusia itu, termasuk kita-kita, kadang masih buta sama yang namanya kebahagiaan atau happiness, dan pasti masih mencari-cari. Jangan-jangan kita-kita yang begitu bisa digolongkan mengalami sakit mental.
Pepatah yang bilang 'rumput tetangga selalu lebih hijau' memang banyak dialami kita semua. Iri dan dengki yang kemudian kita rasakan. Membanding-bandingkan menjadi kerjaan harian. Ujung-ujungnya malah galau dan resah sendirian.
Ide ini yang tampaknya ingin disampaikan penulis melalui toko anehnya itu. Tema sakit mental atau gangguan psikologi memang sedang marak. Di novel ini penulis memfokuskan untuk mengulik soal makna bahagia di kehidupan. Pertanyaannya: Sudah bahagiakah kita selama ini?
Lapis demi lapis kita akan disodorkan kehidupan tokoh-tokoh yang ternyata tidak semanis yang terlihat. Isunya banyak dan beragam, tentang keluarga, tentang pertemanan, tentang karir, tentang cita-cita, dan masih banyak sisi lain dari hidup yang dibahas. Dalam satu buku, kita akan berkenalan dengan beberapa kehidupan orang-orang. Kita akan belajar banyak di situ.
PLOT/GAYA BERCERITA/POV/KARAKTER
Karena ada momen mengintip kehidupan orang lain, ada plot mundur untuk menceritakan ulang tokoh yang kehidupannya diintip. Di bagian itu penulis menerangkan sebab-akibat kenapa kehidupan tokoh yang diintip itu tidak sempurna. Setelah beres dipaparkan, alur berubah ke plot maju. Giliran Naya yang merenung pertimbangan apa yang membuatnya harus memilih kehidupan yang diintipnya tadi.
Untuk gaya bercerita Kak Lia Seplia ini terasa kaku buat saya. Walau kadarnya masih aman untuk dinikmati sih. Saya seperti melihat air dan minyak ketika membaca bukunya. Karena ceritanya ada unsur fantasi yang condong ke sisi filsafat hidup, harusnya diksi yang digunakan lebih lembut dan tenang. Yang ada sekarang gaya berceritanya terasa lugas dan kekinian. Ini jadi gap buat saya ketika ingin memasuki ceritanya. Penilaian ini murni pendapat pribadi ya, bisa saja kesan di pembaca lain berbeda.
Sedangkan sudut pandang yang digunakan adalah POV Orang Ketiga. Penulis berhasil menempatkan si tokoh utama untuk terus terlibat dengan kehidupan yang diintip meski perannya sebagai sampingan. Sempat aneh di awal-awal karena pada halaman depan disebutkan jika Naya berteman dengan keempatnya. Dan saat mengintip itu, Naya mendadak jadi asing bagi mereka. Ini yang harus dipahami pelan-pelan.
Novel akan berkesan jika ditopang juga oleh karakter-karakter yang mengesankan. Untuk saya, di novel ini tidak ada karakter yang membuat saya sangat menyukainya.
Naya Saura: Perempuan lajang yang ternyata menyimpan trauma. Sering rendah diri dan sering overthinking. Hidupnya demi kebahagian orang lain dan mengabaikan kebahagiannya sendiri.
Untuk karakter keempat temannya Naya sudah saya paparkan di bagian Sinopsis ya. Dan tidak ada yang saya sukai.
Aji: Pacar Naya yang dewasa dan tulus. Karena porsi cerita untuk karakter Aji tidak banyak jadi belum tergali semenarik apa sosoknya. Tapi di keterbatasan itu, sosok Aji terbilang bagus dan baik sebagai pasangan.
Kila dan Kenzi: Adik kembar Naya yang cuek. Hubungan mereka dingin dan kaku.
Dan masih ada beberapa karakter pendukung lainnya, seperti Bapak Ibunya Naya, saudara-saudara Meri, dan karakter lainnya.
BAGIAN FAVORIT
Bagian cerita yang hampir membuat saya menangis adalah ketika Naya sudah bertekad membatalkan kontrak. Artinya dia harus meninggal. Lalu pada hari H, Naya berbuat baik sebanyak-banyaknya untuk keluarganya. Bangun pagi, membersihkan rumah, membuatkan sarapan untuk adiknya, dan membuatkan kopi untuk ayahnya. Semua orang rumah heran. Saat disinggung soal kematian, semua hening. Sumpah sedih banget.
"Palingan mati doang pas tidur. Sebagai beban keluarga, aku enggak keberatan." - hal.296.
Jokes-nya dark pisan ya! Siuen aing!
Selain itu saat Naya menelepon teman-temannya dan berterima kasih karena sudah menjadi temannya, juga membuat sedih. Saya bisa merasakan kegetiran, ketakutan, kepasrahan, yang dialami Naya. Hidup begini-begini saja, tanpa tujuan, hanya membuat sedih saja, dan jika kematian pilihan terbaiknya, Naya ingin berpisah dengan sebaik-baiknya.
PETIK-PETIK
Saya sadar kalau hidup semua orang tidak ada yang sempurna. Pasti mereka juga punya masalah. Jadi sebaiknya tidak pernah membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain. Cukup dijalani dan dinikmati, apa pun bentuk kehidupan kita.
Selain itu, saya juga belajar untuk terus berbuat baik. Karena setiap perbuatan baik itu pasti akan ada balasannya. Mungkin bukan dibalas untuk kita, tapi bisa jadi dibalas untuk orang tua kita, saudara kita, atau bahkan untuk pasangan kita. Pada bagian akhir novel ini dibahas pesan kebaikan ini. Naya banyak berbuat baik, dan kebaikannya dibalas untuk orang di sekelilingnya sehingga Naya terlihat selalu tidak beruntung.
Oya, jika kita melihat orang seperti Naya, yang perlu dilakukan adalah menolongnya. Mereka sebenarnya sedang tidak baik-baik saja. Tetapi mereka tidak tahu cara keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Ini sempat diucapkan oleh T-2 mengenai kondisi Naya, "...karena tidak ada yang menolongnya. Dia merasa berjuang sendirian. Dia mungkin sudah merasa lelah." -hal. 298.
KUTIPAN
- Kesempatan bagus seringnya tidak datang saat kamu mengharapkannya. Kesempatan bagus seringnya datang saat kamu tidak berekspektasi apa-apa. -hal. 2
- "Mana ada kata terlambat untuk belajar? ... Sekolah itu cuma tempat kita mementingkan nilai, bukan keterampilan..." -hal. 23
- "...Jangan pernah menganggap hidup semua orang sama seperti produk pabrik. Setiap orang membawa alasan tersendiri, termasuk luka-luka, masalah-masalah, dan pilihan-pilihannya." -hal. 28
- "Banyak anak di dunia ini yang tidak akrab dengan ibunya sendiri. Bukan karena tidak sayang, melainkan karena sayanglah mereka menjaga jarak agar tidak menyakiti lebih jauhdan lebih dalam lagi..." -hal. 33
- "Kamu bisa saja mengenal seseorang, tapi kamu nggak akan pernah tahu jalan cerita hidupnya." -hal. 38
- "Rumah bukan soal tempat. Rumah itu tentang perasaan pulang." -hal.104
- "Sebelum ingin didengarkan dan dipahami orang lain, coba belajar untuk mendengarkan dan memahami orang lain terlebih dahulu." -hal. 131
- "Jangan membesar-besarkan hal sepele. Jangan mengada-adakan masalah yang sebenarnya nggak pernah ada." -hal.170
- "Pemimpin keras kepala sekaligus bodoh adalah awal kehancuran rakyatnya." -hal.214
- "... pintar adalah orang yang mampu mengakali hidup, sekeras apa pun hidup mencoba mengakalinya." -hal. 224
- "Apa pun yang terjadi pada anak, berakar dari rumah dan lingkungannya." -hal.237
NILAI
Novel Toko Tukar Tambah Nasib ini terbilang sangat fresh. Ceritanya menarik dan memiliki pesan moral yang berbobot. Akan menyadarkan pembaca mengenai makna bahagia. Sayangnya, saya belum mendapatkan klimaks pada ceritanya. Jika boleh berandai-andai, saya lebih suka tokoh Naya dibuat meninggal. Lalu orang-orang yang ditinggalkan Naya mulai sadar akan keberadaan kebaikannya. Sesuatu yang berharga akan terasa nilainya saat sudah tidak ada. Pasti akan lebih dramatis dan menggunjang hati pembaca.
Namun untuk keseluruhan cerita Naya ini saya memberikan nilai 4/5 bintang. Bacaan yang baik dan saya rekomendasikan.
0 komentar:
Posting Komentar