Penulis: Mooseboo
Editor: Anindya Larasati
Penerbit: Elex Media komputindo
Terbit: April 2021
Tebal: viii + 328 hlm.
ISBN: 9786230024627
***
Manakah yang lebih baik, terjebak dalam kenangan masa lalu atau kehilangan kenangan?
Kenangan pahit dengan seorang pria di masa lalu membuat Lea butuh waktu yang tak sedikit untuk bisa kembali membuka hati. Ketika Djuan, barista di sebuah kafe di kantornya menunjukkan gelagat ingin mendekatinya, Lea bimbang. Namun, pesona Djuan lebih kuat daripada kekhawatirannya. Lea berharap, keberadaan Djuan dapat menghapus kenangan pahitnya.
Di saat itulah, sesosok pria dari masa lalunya kembali hadir. Bukan sekadar kembali, tapi bahkan pria itu menjadi karyawan baru di Fermata Radio, tempat kerja Lea. Tak hanya kekhawatirannya akan cinta yang kembali menghantui Lea, tapi juga sebuah kisah pahit yang belum sepenuhnya tuntas.
***
Novel Midnight Tea mengisahkan Thalea yang seorang creative assistent di perusahaan radio Fermata harus bertemu dengan pria masa lalunya yang bernama Wangsa. Pria ini sekarang menjadi atasan Lea. Hubungan mereka di masa lalu membuat pertemuan mereka menjadi canggung dan keduanya berusaha menutupi cerita masa lalu dengan bersikap profesional di tempat kerja.
Setelah lima tahun menjauh dari hubungan spesial dengan pria, Lea menemukan ketenangan dan gairah cinta ketika dia bertemu dengan chef sekaligus barista di kafe Basque yang bernama Djuanda. Tetapi ketika masa lalu Djuan datang, Lea kembali patah hati.
Novel ini merupakan novel roman yang membawa kisah cinta orang dewasa sehingga kisah percintaan yang disajikan penulis bukan yang menye-menye dan tidak bikin pembaca eneg. Meski demikian, kita masih akan menemukan adegan-adegan yang menurut saya berlebihan ala-ala remaja gitu, tetapi kalau dipikir-pikir itu jadi normal dilakukan oleh orang yang sedang jatuh cinta. Mungkin yang paling mencolok dan menarik adalah soal kedewasaan bagaimana tokoh-tokohnya menyikapi rasa cinta yang muncul bisa menjadi pembelajaran buat pembaca.
Konflik yang dipilih penulis mengenai masa lalu yang datang lagi. Mantan yang dulu menyakiti tiba-tiba muncul dan memberikan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Tetapi saya sangat kesal dengan Djuan yang begitu mudahnya memilih masa lalu setelah dia memberi harapan besar untuk Lea. Dia memang menjelaskan alasannya, tapi perhatian dan ucapan manis yang dia kasih ke Lea sebelumnya itu menjadi tidak berarti apa-apa. Masa Djuan tidak bertanggung jawab dengan harapan yang dia tumbuhkan di hati Lea. Dari apa yang terjadi antara Lea dan Djuan kita bisa belajar satu hal, jangan pernah membuka hati kalau belum move on. Lea itu menjadi pihak yang paling nelangsa apalagi ketika adegan dia pulang kerja dan menemukan Djuan dan masa lalunya sedang duduk romantis sambil bercanda. Padahal itu tidak lama setelah Djuan dan Lea bercanda mesra soal kangen-kangenan. Kan bangsat banget si Djuan ini!
Sedangkan masa lalu Lea yang menyakitkan karena Wangsa egois. Wangsa ini sedang ditimpa banyak masalah tapi dia memilih meninggalkan Lea karena tidak ingin membebani atau tidak ingin dibebani masalah lain. Kelirunya hal ini karena Wangsa tidak menghargai Lea sebagai pacar. Bukankah ketika punya pacar kita lebih bisa berbagi rasa baik suka dan duka sehingga kita bisa lebih kuat karena tidak sendirian. Nah, si Wangsa ini justru melihatnya terbalik. Dia tidak mau membebani dan dibebani oleh Lea. Wajar kalau akhirnya Lea begitu membenci dia.
Menurut saya penulis terlalu kepanjangan membentuk pondasi cerita roman untuk tokoh-tokohnya sehingga ketika konflik besar muncul menjelang akhir buku, penulis menyelesaikannya dengan terburu-buru. Konflik Lea dan Djuan berakhir hanya dengan adegan menjelaskan masalah mereka tanpa ada pergulatan dan momen sakit hati yang mendalam. Ditambah Lea begitu mudah memberikan kesempatan kepada masa lalunya saat dia sedang menikmati patah hati. Padahal sebelumnya Lea butuh lima tahunan untuk membuka hati.
Konflik keluarga juga muncul di novel ini. Menyoroti soal hubungan ayah dan anak yang tidak akrab karena kesalahpahaman di masa lalu. Dari konflik ini kita bisa belajar jika komunikasi itu sangat penting dalam hubungan apa pun. Karena dengan berkomunikasi yang baik kita akan lebih memahami masalah yang muncul sehingga penyelesaiannya dapat dicari lebih cepat juga.
Novel ini membalut kisah roman dengan dunia kerja di bidang industri radio. Dan saya begitu menikmati kegiatan orang-orang yang berada di balik meja siaran sebab penulis menjelaskan lebih banyak soal sisi dunia kerja ini. Padahal banyak sekali novel yang kadang mengesampingkan detail pekerjaan sehingga dunia kerja terkesan sebagai tempelan semata. Dan untuk judul novel Midnight Tea ini merupakan judul akun podcast Lea mengenai hal-hal random yang dia alami, yang kemudian dijadikan salah satu program radio.
Lea sebagai tokoh sentral memiliki karakter yang ramah, tulus, cerdas, dan mandiri. Dia itu tipe perempuan yang nggak mau merepotkan orang lain. Sebenarnya Lea juga termasuk perempuan yang bucin, tetapi karena punya masa lalu yang menyakitkan dia menurunkan kadar bucinnya dengan aksi mawas diri. Lalu Wangsa itu tokoh yang egois, kurang romantis, dan kurang peka juga. Sehingga dia kadang menampilkan citra yang salah tempat sehingga bagi beberapa orang akan menilai dia keliru. Sedangkan tokoh Djuan merupakan sosok yang romantis tapi menyebalkan sebab dia tidak bisa memegang ucapannya sendiri. Dia bahkan tidak merasa terluka ketika cara dia justru melukai perasaan orang lain.
Usai membaca novel ini kita akan diajak untuk lebih bijak memahami masalah jangan sampai menjadi kesalahpahaman. Komunikasi menjadi sangat penting untuk mengurainya sehingga kita bisa tahu masalah itu sumbernya apa dan dari mana.
Untuk novel Midnight Tea ini saya memberikan nilai 3 bintang dari 5 bintang.
Sekian ulasan dari saya, terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!
Aku penasaran ini orangnya asli indonesia kah? Namanya kurang familier ya.
BalasHapusPenulis Kak Mooseboo merupakan penulis Indonesia, Kak. Setelah saya cek goodreads-nya, author sudah punya 6 buku, termasuk yang midnight tea ini. Keren ya!
Hapus