Judul: Interval
Penulis: Diasya Kurnia
Penyunting: Ainini
Terbit: 2016, cetakan pertama
Penerbit: Ping!
Tebal: 176 hlm.
ISBN: 9786023910595
***
Bagaimanapun, aku hanya gadis SMA. Selayaknya, saat ini aku sedang merasakan asmara. Tapi, justru seakan semua awan mendung dikirim dalam masa kehidupan yang katanya penuh warna ini.
Persaingan menjadi ketua ekskul tari di sekolah menyeret statusku sebagai penari jathil keliling yang dianggap rendah. Rey, satu-satunya sahabatku, tiba-tiba menjauh. Dan seakan itu belum cukup, Kakek mengusir Carl, guru baru yang menjadi idola di sekolah, hanya karena dia orang asing.
Tidak sekali aku berpikir bahwa tentu hidupku akan berbeda jika orang tuaku bersedia tetap di sisi. Tampaknya, waktu tidak selalu menjadi obat mujarab bagi luka. Bahkan setelah jeda yang lama, beberapa dari masa lalu masih bergelayut. Termasuk pertanyaan kepada orang tuaku: "Kenapa kalian memilih pergi?"
Tapi semakin dekat dengah tujuan, aku bimbang. Benarkah aku ingin tahu jawaban mereka?
***
Interval, kalo diliat di KBBI artinya, "Masa antara dua kejadian yang bertalian." Judul buku ini seperti mengisyaratkan kalau ada satu masa yang menghubungkan dua periode. Saya sendiri menyimpulkan seperti alur berikut: sebab --> proses --> akibat. Interval ini ada di posisi proses.
Interval menceritakan tentang Kinanti, remaja SMA, yang yatim piatu, dan untuk membantu kakeknya dalam hal ekonomi, dia menjalani sebagai penari jathil. Penari daerah yang kerap dipandang sebelah mata, apalagi perempuan pelakonnya kadang mendapat sebutan yang tak pantas karena biasanya perempuan yang jadi penari, mudah dijamah dan dilecehkan. Kinan menjalani masa SMA yang penuh pilu, beruntungnya dia punya kawan yang peduli, namanya Rei.
Namun, perjalanan Kinanti dewasa berujung ke Amerika demi menemui seseorang yang ia suka, sekaligus mencari keluarganya. Penuh drama dan penuh kejadian tragis. Kinanti seperti dihujani banyak ketidakberuntungan.
Tema dalam novel Interval ini merupakan campuran antara roman dan keluarga. Roman yang diusung bukan roman yang mulus dan romantis, tapi tragis. Saat SMA, dia menyukai teman sekelas yang justru sudah jadi pacar bintang sekolah. Yang terjadi pada saat itu justru menempatkan Kinanti menjadi bulan-bulanan Ratih.
Begitu dewasa, di sela pencariannya, Kinan menemukan sosok yang ia sukai pada masa sekolah. Sayangnya, justru orang tersebut sudah punya pasangan dan tak lama lagi akan menikah. Begitu waktu move on berlangsung, dia bertemu sosok pria baru yang merupakan orang yang dekat dengan keluarganya, tapi fakta kalau sosok ini punya orientasi beda, Kinanti merasakan patah hati. Novel ini terbilang berani membawakan tema orientasi seksual yang beragam. Meski sebagai bumbu penyedap cerita, dinamisnya roman yang ditampilkan akan bikin pembaca penasaran dengan ujung kisah cinta Kinanti.
Tema keluarga sangat terasa dari narasi soal kakeknya dan perjalanan Kinanti ke Amerika demi menemui keluarganya. Proses mencari ini yang kemudian menjadi sarana penulis membawa pembaca menikmati latar Amerika. Apa Kinanti bisa menemukan keluarganya? Mending baca saja novelnya, yang pasti, "Apa yang kita mau, belum tentu dikabulkan Tuhan."
Dipikir-pikir, di tengah buku, saya sempat kaget karena mendapati perpindahan rentang waktu yang signifikan. Diceritakan Kinanti remaja ini sedang berjuang membentuk namanya sebagai penari jathil yang tidak seperti orang-orang bayangkan, namun mendadak cerita bergulir enam tahun kemudian ketika Kinanti sudah kerja dan sedang dalam perjalanan ke New York. Disitulah saya menyayangkan kenapa begitu cepat proses penyelesaian konflik Kinanti di masa SMA.
Dan tambah ke belakang, cerita Kinanti ini dibuat sangat kilat. Termasuk kejadian ketika dia kehilangan sahabatnya yang bunuh diri. Tidak ada narasai jelas, tiba-tiba Kinanti sudah bersedih dan merasa ikut bertanggung jawab atas keputusan sahabatnya itu untuk bunuh diri.
Terlepas dari catatan saya di atas, novel Interval ini enak dinikmati kok. Dan mungkin ceritanya akan lebih tergali kalau saja penulis atau penerbit membuat novel ini lebih tebal, sehingga ceritanya lebih kaya.
Sekian ulasan saya, terakhir, selamat membaca buku!
176 hlm...cukup tipis juga ya din :D
BalasHapuskalau mengenai latar belakang penari kok aku malah keinget ronggeng dukuh paruk ya...tapi ini penari jathilan
meski cerita romannya ga mulus cenderung ke dramatis tragis tapi justru itu yang bikin hati serasa diremas remas ya...sayang aja ada sedikit point kecepetan di bagian pergantian dari remaja yang kudunya bisa dieksplore lebih langsung lompat ke umur umur dewasa pas nuju ke Amerika
Iya buku ini tipis banget, sampe cerita di dalamnya terlalu diringkas kecepatan.
Hapus