Penulis: Makna Sinatria
Penyunting: Adeliany Azfar
Proofreader: Titish A.K.
Ilustrasi: Makna Sinatria
Layout Kover: @fadiaaaa_
Penerbit: Penerbit Haru
Terbit: Januari 2017, cetakan pertama
Tebal buku: 244 halaman
ISBN: 9786026383105
Harga: Rp59.000
Blurb.
Alena dan Hexa dipertemukan atas insiden saat pindahan rumah. Berkat
selembar foto, mereka bersinggungan untuk pertama kali. Dua anak manusia yang
kemudian dekat. Lalu rahasia-rahasia itu meluncur untuk dibagi. Tentang apa
yang dialami oleh Alena dan Hexa.
Ide cerita.
Saya sempat berpikiran jika objek
cerita berupa foto akan sangat bagus jika dimasukkan ke cerita misteri. Tapi
dengan membaca novel Then She Smiles,
saya merasa keberadaan foto di novel ini sama bagusnya. Pemilihan objek yang
pas. Dan ketakutan saya terhadap cara mengeksplorasi foto itu akan dangkal,
penulis justru membuatnya lumayan banyak. Utamanya pembahasan kamera instan.
Dunia fotografi yang diangkat penulis tentu saja memberikan pengetahuan baru
bagi pembaca.
Ide besar novel Then She Smiles sebenarnya sudah banyak
dipakai pembaca lain. Dua tokoh yang dipertemukan pada suatu peristiwa,
kemudian mereka jadi dekat hingga akhirnya tumbuh perasaan saling suka. Yang
membuat novel ini menarik, penulis memberikan satu plot tentang kekerasan dalam
rumah tangga.
Pembaca diajak untuk berperan
seandainya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Penulis memberikan satu
pilihan keputusan jika hal itu benar-benar terjadi kepada pembaca; membicarakan
dengan orang yang dipercaya dan melaporkan si pelaku ke polisi. Lalu, bagaimana
jika pelaku adalah keluarga yang selama ini kita hormati? Penulis menjawab hal
tersebut dengan memberikan motivasi, siapa pun pelakunya, memukul anggota
keluarga bukanlah tindakan yang dibenarkan.
Jadi, novel Then She Smiles bukan melulu bicara tentang cinta, melainkan ada
bagian besar yang menyinggung permasalahan keluarga dan tentu saja dunia
fotografi.
POV. Plot. Karakter. Opini.
Dalam usaha memberikan emosi yang
nyata kepada pembaca, novel Then She
Smiles menggunakan sudut pandang ketiga. Dan saya harus mengakui jika
diagram konfliknya terasa datar pada awal-awal buku. Padahal dari awal bab saja
sudah diberikan pernyataan yang harusnya membuat pembaca penasaran.
Mimpi itu lagi. Dia memijit pelipisnya dengan sebal. [hal. 7]
Membiarkan dirinya terduduk di karpet kamar, Alena menyingkap lengan kardigan dan mengamati lebam yang sudah tak begitu kentara di lengannya. [hal. 15]
Dua kalimat di atas mewakili
konflik yang disembunyikan penulis dan seharusnya membuat penasaran. Apa yang sudah dialami Hexa? Kenapa Alena
bisa memiliki lebam tersebut? Mungkin saja sebenarnya penulis bermaksud
menggiring Hexa dan Alena untuk memiliki hubungan dekat dahulu, sehingga
konflik besarnya sementara waktu diabaikan panasnya.
Konflik pada novel ini memuncak
ketika Alena membongkar apa yang ia alami di tengah keluarganya. Pada bagian
ini, saya hampir ikut menangis. Saya bisa merasakan beratnya Alena untuk kuat
dan lantang membongkar kekacauan keluarganya. Apa yang dilakukan Alena, Alena
sadari akan membawa keluarganya pada satu keputusan besar. Artinya, keluarganya
harus hancur lagi.
Untuk plot, saya katakan novel
ini mengusung plot maju. Bukankah jika kilas balik yang diceritakan sebagai
narasi atau menjadi bahan dialog, bukan dikatakan plot mundur? Sepemahaman
saya, plot mundur itu jika penulis menyisipkan cerita kilas balik secara utuh,
memuat narasi dan dialog. Bukan menceritakannya saja melalui narasi atau dialog
pada masa sekarang. Jika keliru, mohon diingatkan ya.
Saya merasa ada yang kurang pada
satu konflik yang dialami Hexa. Masa lalu Hexa diceritakan secara bulat tanpa
detail yang cukup. Sehingga kalau dibandingkan konflik Hexa dan konflik Alena,
ada ketidaksamaan. Sisi jiwa Hexa yang terganggu oleh masa lalunya sangat
kurang tergali. Rasanya, konflik Hexa ini hanya sebatas tempelan semata. Kurang
banyak diceritakan.
Karakter utama di novel ini tentu
saja Hexa dan Alena. Hexa adalah
sosok pria yang menyukai fotografi, pelihat detail utamanya hal-hal kecil dan
mimik wajah, perhatian dan peduli. Sedangkan Alena sosok gadis yang tertekan oleh konflik keluarga, tidak egois
sehingga mengorbankan dirinya demi keutuhan keluarga, suka fotografi, dan tentu
saja rapuh.
Karakter utama yang berkesan
justru bukan Hexa maupun Alena. Justru saya menyukai karakter Altair. Alasannya, perpaduan karakter
dan tindakan yang diceritakan novel ini untuk Hexa dan Alena terlalu drama
sekali. Misal, ketika Hexa melindungi Alena dengan memasang badannya di lorong
yang padat orang. Ini mengingatkan saya pada adegan drama korea Reply 1988. Hanya
beda lokasi saja. Apa yang dilakukan Hexa tadi terbilang manis. Namun, kadang
selera saya butuh satu perhatian dan tindakan yang natural, yang belum pernah
dipakai di novel atau drama lain, yang memberikan satu imajinasi baru.
Porsi yang sedikit pada Altair,
menjadikan ia lebih natural sebagai pria. Ia akan melibatkan diri pada waktu
yang tepat dan tidak penuh drama. Contohnya, ketika Alena sudah membongkar
rahasianya, Altair tidak membuat situasi pada saat itu jadi drama. Ia
mempertimbangkan kelanjutannya dan kemudian memilih untuk merenung.
Selain Hexa, Alena dan Altair,
ada sosok ceria yang merupakan sepupu Hexa, Riou. Sebut saja dia sebagai pencerah di tengah kelamnya konflik
novel ini. Karakter lainnya silakan baca saja novel Then She Smiles dan berkenalan
sendiri ya.
Adegan favorit.
Walaupun tak ingin mengungkapkan secara gamblang, akhirnya Alena menjeritkan satu hal yang sedari tadi ditahannya. [hal. 212]
Penggalan kalimat di atas ada di
memori 16 (bab). Ini merupakan bab yang memuat puncak konflik ketika Alena
membongkar apa yang sudah dialaminya. Ia mengatakan dengan lantang semua
rahasia yang selama ini dipendam.
Petik-petik.
Saya menyoroti konflik tentang
kekerasan dalam rumah tangga. Jika mengalami hal tersebut, jadilah berani untuk
bicara dengan orang yang kita percaya. Pihak luar atau orang yang kita percaya,
akan memberikan solusi yang adil sebab tidak melibatkan perasaan sebagai
korban. Dan jangan takut juga untuk melaporkan ke polisi. Kekerasan dalam rumah
tangga merupakan kriminal. Pelaku tidak bisa dibiarkan. Tindakan yang dilakukan
pelaku akan merugikan keluarga lain baik fisik maupun psikis.
Petikan.
- Lidah yang sering melontarkan kata-kata manis bisa menyakiti orang dengan mudah. [hal. 36]
- Gue pernah denger kalo ngobrol sama orang asing kadang lebih mudah dibanding ngobrol sama orang yang udah lo kenal baik. [hal. 53]
- Gue Cuma bilang... hidup nggak mudah buat siapa pun. Dan lo nggak perlu selalu pura-pura terlihat bahagia dan baik-baik saja. Sometimes, it’s okay not to be okay. [hal. 89]
- Semua orang punya cara mereka sendiri dalam menghadapi hidup. [hal. 93]
- Apa pun alasannya, seorang ayah... atau ibu... nggak dibenerin buat mukul anaknya. [hal. 116]
Final. Rating.
Novel Then She Smiles memiliki bobot cerita yang manis dan berisi. Bukan tentang
roman saja, ada dunia hobi (fotografi) dan mengangkat isu kekerasan dalam rumah
tangga. Pembaca yang berkesempatan membaca buku ini akan mendapatkan pesan yang
berguna untuk keluarganya.
Akhirnya, dengan melihat beberapa
pendapat atas selera saya terhadap novel Then
She Smiles karya Makna Sinatria, saya memberikan rating 3/5.
Awal mula lihat cover buku ini, tak kira buku terjemahan. Eh, ternyata tulisan anak negeri. Keren. Jadi penasaran sama cerita dan gaya berceritanya.
BalasHapusSeru baca bukunya. Saya juga mengiranya demikian. Suka salah fokus sama Penerbit Haru dan Penerbit Spring. Mindset-nya pasti karya asia lainnya, hahaha
HapusNama nama tokohnya asing didengar, seperti nma Rusia dan Yunani.
BalasHapusSaya lupa menyebutkan kalau saya kurang nyaman dengan penamaan cowoknya; Hexa. Saya selalu memikirkan kalau nama itu pas buat karakter cewek, hehehe
HapusNama karakternya lucu ih tapi kok rada aneh ya, Hexa. Atau aku saja yg merasa kurang nyaman dgn namanya? Tapi aku suka bgt covernya unik manis gimana gitu
BalasHapusAwalnya saya juga kurang sreg sama namanya. Hexa.. belum terbiasa aja. Tapi begitu baca bukunya, jadi terbiasa, hehe
HapusWah! Ternyata judulnya justru agak paradoks dengan apa yg dialami tokohnya ya. Ini menarik! Gimana mau tersenyum coba kalau kita jadi korban KDRT? T__T Tapi review ini jadi membuatku makin penasaran pengen baca kisah Alena dan Hexa ini.
BalasHapusParadoks karena belum membaca bukunya. Begitu selesai akan menggumam, 'oh...begini', Hehehehe. Seru pokoknya.
HapusDi blogtour sebelumnya, blogger-nya bilang Alena punya sesuatu yang rahasia dengan si ayah tirinya.. Prediksi sih, lebamnya Alena gara2 si ayah tirinya ya ?
BalasHapusHayo kira-kira bener nggak ya? Buat buktiin mending baca novelnya langsung. Jangan lupa ikutan giveaway finalnya, berhadiah novel Then She Smiles lho!
Hapus