Judul: 17 Years of Love Song
Penulis: Orizuka
Penyunting: Koeh & Septi R.
Perancang sampul: Zariyal
Penata letak: Heru Tri Handoko
Penerbit: Puspa Populer
Terbit: 2015, cetakan kedua
Tebal buku: iv + 268 halaman
ISBN: 9786022140078
Harga: Rp--
17 Years of Love Song berkisah
tentang Leo bersama Ibunya yang pindah dari Jakarta ke Purwakarta. Pasca
pengkhianatan suaminya, ibu Leo memutuskan kembali ke kampung meneruskan
cita-citanya menjadi dokter di desa. Leo yang paling keberatan dengan
kepindahan ini. Alasannya, ia harus meninggalkan teman-temannya dan olah raga
baseball.
Di sekolah yang baru, Leo bertemu
Nana, gadis yang lumpuh akibat jatuh dari pohon. Mereka menjadi dekat sejak
pertemuan di belakang sekolah. Hubungan Leo dan Nana makin dekat. Hingga pada hari
ulang tahun Nana, Leo membawa kabur Nana ke pantai dan itu jadi awal mula
hubungan keduanya menjadi renggang karena orang tua masing-masing tidak setuju
dengan pertemanan mereka. Setelah lulus SMA, Leo harus meninggalkan kampung.
Yang paling berat adalah berpisah dengan Nana. Bagaimana hubungan mereka
selanjutnya?
Novel ini dibuka dengan prolog
masa depan. Ingatan Leo kemudian mengembara ke pertemuan ia dengan Nana.
Penulis juga memilih menggunakan gaya bahasa yang sederhana. Ini menjadikan
kalimat-kalimatnya berisi dan tepat menunjukkan apa yang dimaksud. Sehingga ide
cerita tentang ‘perpisahan untuk bertemu’ tersampaikan dengan emosi yang
menyentuh hati.
Kekuatan novel ini terletak dari
gaya bahasa. Sebab jika diperhatikan jalan ceritanya, tidak saya temukan hal
baru. Bahkan sudah umum dipakai novel-novel lain. Dua murid yang saling suka
kemudian berpisah, lalu bertemu kembali, itu saja. Namun saya tidak tahu, pada
tahun 2015 novel remaja lebih banyak didominasi objek cerita yang seperti apa.
Namun di novel ini penulis mengangkat olah raga baseball.
Novel ini menjadi mengharukan
karena perkembangan karakternya yang terlalu lebar. Dari murid SMA hingga
menjadi menikah. Bumbu yang ditebar penulis per bagiannya sangat mendukung.
Ketika karakter masih SMA, konflik dibuat khas remaja. Lalu ketika karakter
kuliah, konflik lebih serius. Ketika karakter sudah menikah, konflik
benar-benar serius dan saya paling suka konflik kehidupan rumah tangganya.
Yang mengganggu adalah pembentukkan karakternya. Permainan penulis
mengembangkan cerita hingga terlalu lebar, membuat saya tidak bisa membedakan
karakter mereka ketika masih SMA dan karakter mereka ketika sudah menikah.
Sedikit sekali perubahannya sehingga di benak saya mereka seperti berumah
tangga di usia SMA.
Berkat struktur kalimat yang
sederhana dan tepat sasaran, emosi di novel ini melimpah. Terutama pada
penggarapan bagian yang menyedihkan, penulis berhasil menggambarkan situasi
tersebut dengan alami.
Pesan yang saya terima dari novel
ini tidak pada sisi percintaannya. Sebab jika melihat sisi itu, rasanya
percintaan yang disajikan dengan konflik-konfliknya lebih tepat sebatas
dinikmati. Saya justru menerima pelajaran adalah menjadi anak yang berbakti,
menjadi teman yang bisa diandalkan, dan menjadi pribadi yang hangat sehingga
mudah disukai lingkungan. Menyinggung pribadi yang hangat, saya jadi ingat
pertanyaan besar untuk tokoh Nana. Ia digambarkan menjadi orang yang dikenal di
kampungnya. Sehebat apa kepribadian Nana hingga ia bisa menjadi pusat perhatian
sekampung. Kondisi Nana yang lumpuh justru digambarkan bukan alasannya. Saya
kira sekampung akan tahu seseorang yang seperti Nana pasti karena kecacatannya
itu. Tapi di novel ini kelumpuhan Nana tidak memengaruhi. Jadi, apa
jawabannya?
Buku ini sangat tepat dibaca
untuk memberi variasi bacaan ringan, utamanya novel remaja. Dan saya boleh
bilang novel remaja lain perlu berkiblat pada novel ini untuk referensi gaya
bercerita. Atau ada novel remaja yang lebih bagus dalam hal gaya berceritanya?
Rating dari saya: 3/5
Saya juga telah membaca buku ini, dan saya rasa ok juga.
BalasHapusSiip. Novel Remaja yang bisa dinikmati :)
HapusWah saya baru tahu kalau Orizuka pernah menerbitkan buku ini, hehe
BalasHapusSeru banget Bin, pada beberapa part malah bikin pengen nangis :(
Hapus