Judul asli: The Never Girls – A Pinch Of Magic
Judul terjemahan: The Never Girls – Secubit Keajaiban
Penulis: Kiki Thorpe
Ilustrasi: Jana Christy
Alih bahasa: Debbie Daisy Natalia
Editor: Yuniar Budiarti
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: November 2016
Tebal buku: 128 halaman
ISBN: 9786020335865
Harga: Rp37.000
Apa yang kamu pikirkan
ketika mendengar kata peri? Jawabannya pasti sekitar berukuran kecil, punya
sayap, dan bisa melakukan hal ajaib. Jawaban tadi benar. Hanya saja di buku The Never Girls – Secubit Keajaiban tidak
akan ditemukan hal ajaib yang biasa peri-peri lakukan.
The Never Girls –
Secubit keajaiban adalah buku ketujuh seri The Never Girls. Pada awal buku, pembaca akan diberikan peta Pulau
Never Land dan akan diberi tahu
bagaimana caranya agar bisa ke sana. Karena buku ketujuh ini jadi buku
pertama yang saya baca, saya tidak tahu bagaimana perkenalan awal keempat tokoh
di seri ini hingga mereka bisa memasuki Pulau Never Land. Ini jadi PR supaya saya segera mengkoleksi
serinya.
The Never Girls –
Secubit Keajaiban menceritakan empat anak perempuan; Mia Vasquez, Kate
McCrady (teman Mia), Lainey (teman Mia), dan Gabby Vasquez (adik Mia), yang
menemukan selebaran yang memuat informasi Pesta Musim Panas Blok. Pesta ini
merupakan acara penggalangan dana untuk keluarga Davis yang belum lama rumahnya
kebakaran. Dari banyak kegiatan yang diadakan, Kate memilih ikut permainan,
Lainey ikut jadi relawan untuk pet spa,
Gabby ikut jaga di stand lukisan wajah, dan karena bingung memilih akhirnya Mia
memutuskan ikut bazar kue.
Oya, keempat anak perempuan
tadi tidak disinggung umurnya berapa. Mungkin pernah disinggung di buku
sebelumnya?
Masalah muncul karena Mia tidak pandai membuat kue. Ditambah
pertemuan mereka dengan si kembar Taylor; Tina Taylor dan Tara Taylor,
memunculkan persaingan siapa yang paling bisa membuat kue yang enak dan bakal
laku terjual. Mia bingung memikirkan cara agar bisa membuat kue yang enak.
Sementara di Pixie
Hollow terjadi masalah, rumah peri Lily – peri bakat berkebun - tertimpa
ikan yang dibawa Elang. Saat kejadian, peri Dulcie – peri bakat membuat kue –
sedang meminta beberapa bunga Pansy. Atas kejadian itu peri Dulcie merasa tidak
enak hati pada peri Lily.
Kamu pasti tahu kemana Mia minta tolong. Apakah
peri Dulcie di Pulau Never Land akan memberikan keajaiban untuk membantu Mia
membuat kue yang enak?
Di buku ini kita akan mengetahui beberapa peri yang tinggal
di pulau Never Land. Saya kira peri itu memiliki kesamaan antara yang satu dengan
yang lainnya, bisa membuat keajaiban. Di Pulau Never Land terdapat banyak jenis
peri sesuai bakatnya. Ada peri bakat mencukur, peri bakat membuat kue, peri
bakat bersih-bersih, peri bakat berkebun, peri bakat memasak, peri bakat hewan,
dan peri bakat tukang kayu. Mungkin masih banyak peri dengan bakat lainnya lagi
yang tidak disebutkan pada cerita buku ini. Dan tentu saja di buku ini juga akan ketemu dengan si Tinker Bell (p. 36).
Keajaiban yang saya tunggu ternyata tidak dimunculkan. Mia
memang tidak ingin dibantu secara ajaib oleh peri. Ia menginginkan persaingan
yang adil.
“Aku ingin bantuanmu. Tapi aku juga ingin menang dengan adil dan jujur. Aku yang harus mengerjakannya.” (p. 59)
Dengan niat ini, Mia harus
mengalami kegagalan dulu. Pada bagian ini, pembaca diingatkan bahwa tidak ada
kesuksesan dan keberhasilan yang bisa didapat secara cepat dan mudah. Selain
itu, kesuksesan harus dicapai dengan melakukan dan melewati proses. Makanya,
peri Dulcie dalam kisah ini tidak memberikan keajaiban yang mudah untuk
memenangkan Mia dalam persaingan dengan si kembar Taylor. Saat kerja keras yang
ia lakukan terbayar dengan banyak yang menyukai kue peri, persaingan yang Mia
lakukan dengan si kembar Taylor dianggap bukan hal penting. Mia paham prioritas
apa yang sebenarnya harus didahulukan.
“Lupakan saja soal itu. Yang penting kita menggalang dana untuk keluarga Davis.” (p. 106)
Selain mengingatkan pentingnya kerja keras dan tidak mudah
putus asa saat gagal, kalau diperhatikan seksama, di buku ini juga diajarkan
pentingnya untuk mengucapkan terima kasih dan meminta maaf.
Ada dua bagian cerita yang menunjukkan pentingnya mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain. Pertama, ketika Mia meminta tolong kepada Gabby untuk membantunya melakukan trik ‘Kalau mereka tak bisa ke ruang makan, ruang makanlah yang akan mendatangi mereka’ (p. 105). Kedua, ketika pertolongan peri Dulcie sangat membantu Mia membuat kue yang enak, ia tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih dengan memberikan kue yang ia persiapkan khusus untuk dinikmati peri Dulcie (p. 114).
Lalu, pentingnya minta maaf digambarkan ketika peri Dulcie
memotong bunga Pansy yang ada di kebun milik Mrs. Peavy dan Mia dengan gagah
berani meminta maaf pada Mrs. Peavy meski pun tanggapan yang punya kebun tidak
begitu ramah. Sebelumnya ada kegamangan untuk meminta maaf namun kebaikan hati
membuat Mia melakukannya.
Sebenarnya membaca buku ini seperti mengembalikan kesenangan
masa kecil yang dipenuhi khayalan. Selain sosok peri, rumah berupa jamur juga
mengingatkan pada film-film kartun masa kecil. Ditambah ilustrasi bagus dan sederhana
yang menonjolkan kelembutan cerita membuat buku ini tambah terasa hangat
dibaca.
Selain pesan moral yang tulus disampaikan penulis,
keunggulan membaca buku ini juga membiarkan pembacanya menjadi sosok yang
polos. Tidak ada pengharapan apa-apa pada saat akan membaca buku ini, namun
akan ditemukan banyak kehangatan di dalamnya.
Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk kamu yang butuh
suasana tenang, sederhana, namun hangat dalam kegiatan membaca buku. Dan saya
akui, satu kesalahan saya, saya membaca buku ketujuh. Seharusnya dimulai secara
berurutan. Semoga saya bisa berjodoh dengan judul lainnya; Dalam Sekejap, JalurPenghubung, Dandelion Pembawa Harapan, Dari Kabut, Tingkah Si Gadis Bunga, dan
Hutan Ajaib.
Kalau lihat ilustrasi2 yang ada di dalam buku itu, aku rasa kok gak cocok ya dengan covernya? heheheh
BalasHapusPasti karena kover yang menggunakan warna mencolok, sedangkan ilustrasi di dalamnya menggunakan sketsa begitu ya? Memang sih seharusnya menggunakan gambar berwarna. Namun menurut saya, ilustrasinya memberikan kesan tenang dan sederhana.
Hapus