Judul terjemahan: Para
Penghuni Atap
Penulis: Katherine
Rundell
Alih bahasa: Ambhita
Dhyaningrum
Editor: Ferrial
Pondrafi
Ilustrasi sampul dan isi: Fatimah Zahra
Desain sampul dan isi: Dian
Nurwendah
Penata letak isi: Diyantomo
Proofreader: Hartanto
Penerbit: Metamind (Creative
Imprint of Tiga Serangkai)
Cetakan: Pertama,
Juni 2016
Tebal buku: iv + 300
halaman
ISBN: 9786029251319
Harga: Rp50.000
Novel Rooftoppers ini bercerita mengenai seorang anak
perempuan berumur satu tahun yang selamat dari kapal yang tenggelam dan
ditemukan oleh pria bernama Charles Maxim di dalam kotak cello. Anak perempuan
tadi diberi nama Sophie. Karena Charles bukan orang kaya, Miss Elliot yang
berasal dari Agen Perlindungan Anak Nasional di Westminster, berpendapat jika
Sophie ini tidak cocok diasuhnya. Dan entah bagaimana bisa, Sophie kecil meyakini
dirinya punya ingatan mengenai sosok wanita yang ia akui sebagai ibunya.
Dan pada usia 12
tahun, surat vonis untuk memisahkan Charles dan Sophie itu dikeluarkan agen.
Dalam keadaan sedih dan putus asa, sebuah alamat di Paris ditemukan Sophie
dalam plakat kotak cello yang hendak ia hancurkan.Berdasarkan kesepakatan
bersama antara Charles dan Sophie, mereka memutuskan untuk mencari alamat itu
yang diduga adalah alamat ibunya Sophie.
Berhasilkah Charles
dan Sophie menemukan wanita yang diduga ibunya Sophie?
Menurut saya, ide
umum cerita novel Rooftoppers ini sangat biasa yaitu pencarian sosok ibu. Justru
ide ‘bagaimana pencarian ibu’ itu dikembangkan oleh penulis, patut mendapatkan
dua jempol. Sampai saya menyelesaikan membaca novel ini, saya masih merasa
tidak habis pikir jika di Paris sana ada yang namanya Penghuni Atap. Penghuni
Atap ini adalah anak-anak yang memilih beraktifitas di atap berbagai bangunan. Aktifitasnya
seperti makan, tidur dan banyak lainnya. Bagi mereka atap adalah dunianya. Yap,
Sophie bisa menjadi bagian Penghuni Atap setelah ia berkenalan dengan anak
laki-laki bernama Matteo.
Novel ini bisa
dikatakan berisi cerita petualangan. Sebab, 2/3 dari buku menceritakan
hari-hari Sophie bersama Matteo selama di atap. Banyak sekali hal yang
diceritakan penulis mengenai kegiatan mereka berdua. Tapi, cerita tersebut
tidak menyisihkan alur utama ‘pencarian ibu’ dan sebaliknya, cerita itu
menguatkan proses pencarian. Yang sangat disayangkan oleh saya justru pada
eksekusi ceritanya. Sebab, penulis tidak
membuat akhir pencariaan itu menjadi adegan dramatis. Malah terkesan sangat
datar. Untuk klimaks dari novel ini saya temukan menjelang akhir novel, ketika
gerombolan Sophie, Matteo, Anastasia, Gerard dan Safi bertempur melawan
gerombolan Garier yang dikenal jahat dan bersenjata. Pembaca juga akan
diberikan bocoran kenapa Matteo sangat bermusuhan dengan gerombolan Garier ini.
Berbicara gaya bahasa penulis, rasanya tidak adil dinilai
sebab saya baca terjemahannya. Saya pun akan berkomentar dari sisi
terjemahannya. Saya harus mengatakan jika terjemahan
novel Rooftoppers ini belum baik. Banyak sekali kalimat yang aneh dibaca
dan untuk memahaminya saya harus membaca berulang-ulang. Ini jelas menghambat
saya membaca.
Bayi itulah satu-satunya mahkluk hidup yang ada sejauh bermil-mil. Hanya bayi itu, beberapa kursi makan, dan ujung kapal yang menghilang ke dalam lautan. Ada suara musik di ruang makan. [hal. 1]
Tokoh utama di novel ini adalah Charles Maxim (wali Sophie),
Sophie, dan Matteo (salah satu Penghuni Atap). Charles Maxim ini pria yang cerdas dan digambarkan memiliki banyak
buku di rumahnya, bijaksana, dewasa, menyukai anak-anak, dan tidak mengekang. Beberapa
kali Charles membiarkan Sophie melakukan apa yang ia sukai, membiarkan Sophie
memakai apa yang ia mau, dan tentu saja mendukung semua apa yang dipikirkan
Sophie. Sophie itu anak perempuan
yang sederhana, aktif, banyak ingin tahu, mengormati Charles, berpikiran
positif, dan optimis. Ia tidak ragu dengan kenangannya tentang wanita yang
diduga ibunya dan ia memperjuangkan apa pun tentang ibunya meski petunjuk yang
ia dapatkan sangat sedikit. Lalu, Matteo
ini tipe anak yang suka kebebasan, liar, namun peduli. Ia pun membantu Sophie
mencari ibunya padahal ia dan Sophie tidak ada unsur balas budi. Tokoh figuran
yang sering muncul, ada Anastasia (Penghuni Atap), Asfi (Penghuni Atap), Gerard
(Penghuni Atap), dan Miss Susan Eliot (Agen perlindungan Anak Nasional.
Untuk kovernya, i love it. Menampilkan sosok Sophie
yang sedang duduk di atap dengan pandangan ke penjuru kota Paris. Warna biru langit
dan burung terbang membuat pemandangannya terlihat cerah. Komposisi yang sangat
relevan dengan keseluruhan cerita di dalamnya.
Berkat novel Rooftoppers ini, pembaca (saya) diingatkan untuk selalu memiliki pikiran optimis.
Seperti kalimat yang kerap diucapkan Charles dan Sophie, jangan pernah mengabaikan kemungkinan, sekecil apa pun kemungkinan
itu. Kita tidak pernah tahu, apa yang kita perjuangkan akan berakhir bagaimana.
Novel ini tentu saja menginspirasi untuk menjadi orang yang selalu bersemangat.
Rating dari saya: 3/5
Catatan:
- “Jangan terlalu yakin, sayangku. Memercayai sesuatu adalah bakat.” [hal. 47]
- “... Cinta bukan untuk membuatmu merasa istimewa. Cinta membuatmu merasa berani....” [hal. 278]
Typo:
- Lebh = Lebih [hal. 27]
- Bekhayal = Berkhayal [hal. 107]
- Mungkn = Mungkin [hal. 277]
Waaww Mas Adin produktif banget nulisnya, beneran. Perasaan baru kemarin pos review bukunya prisca pm. Eh, sekarang uda ada lagi. Aku aja yang San Francisco kemarin baru kelar nulis review-nya, hehehehe. Keren kereennn :)))
BalasHapusSaya membiasakan diri setiap selesai baca langsung buat reviewnya. Kalau perlu dipoles, pasti saya poles dulu. Makanya, cepet. :)
HapusKalian keren-keren deh, up date banget ulasan dan bacaan buku-buku baru. Sudah sama lihat buku ini di toko buku dan diulas, tapi belum ngeh bener sama cerita yang diangkat. Dari ulasan ini, aku bisa dapat ulasan yang cukup mewakili. Trims ya.
HapusTerima kasih. Soalnya buku-buku lama rada mikir belinya. Kan kesannya berat.
Hapus