Judul buku: Kata
dalam Kotak Kaca
Penulis: Pia
Devina
Desain sampul:
Orkha Creative
Editor: Irna
Permanasari
Terbit: Agustus
2015
Penerbit: PT
Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 184
halaman
ISBN:
9786020318684
Harga: Rp 45.000
Format: Ebook
IJakarta
# $ #
Halo,
Saya sudah menyelesaikan Ebook novel kedua yang saya baca
melalui aplikasi Ijakarta, judulnya Kata
dalam Kotak Kaca karya Mbak Pia
Devina. Saya mulai familiar dengan nama Pia Devina sejak terbitnya novel
yang berjudul Love Lock. Love Lock sudah saya baca dan sudah saya
review di blog buku yang lama. Ketika membuka Ijak dan nemu karya lain dari Pia
Devina, saya langsung mencomotnya.
Kata dalam Kotak Kaca ini bercerita mengenai tokoh perempuan
bernama Rinjana Adinia yang memendam perasaan suka pada Pandu, sahabatnya sejak
SMP sekaligus tetangga rumah. Begitu mendengar Pandu menyukai Tiara dan
hubungan mereka serius, Rinjana tidak bisa menghentikan rasa sakit di hatinya.
Ia memutuskan bekerja di Thailand.
Karena kondisi jantung papa Jana yang ngedrop, Jana harus
pulang ke Indonesia. Saat itu pernikahan Pandu dan Tiara sudah menghitung
beberapa hari lagi. Jana bimbang mengendalikan perasaannya ketika harus bertemu
Pandu lagi. Biar pun kemudian hadir mantan sewaktu kuliah, Angga, ternyata
tidak merubah perasaan Jana terhadap Pandu.
Berbicara ending,
saya sangat salut dengan eksekusi yang hebat dari penulisnya. Tidak ada kesan
diburu-buru. Justru menjelang akhir itu, saya dibuat emosi, sedih, bahagia,
simpati, pilu, sepanjang mengikuti kisah Jana.
Selain kisah cinta, saya juga menangkap sisi keluarga yang
manis di keluarga Jana. Pap dan Mam Jana memberikan keleluasaan bagi Jana untuk
memutuskan kehidupan Jana sendiri. Kalau pun ada hal yang perlu diingatkan,
mereka menggunakan cara yang santun tanpa memaksa. Kak Dinda yang sempat gaggal
dalam pernikahannya, tidak memandang pengalaman buruk itu sebagai standar untuk
Jana. Ia justru mengajarkan hal sebaliknya. Memberikan pesan untuk tidak
terlalu larut pada patah hati. Dan pesan paling besar yang saya tangkap, jangan
takut mengungkapkan kata hati sebelum keadaan semakin kacau.
Untuk karakter yang muncul, tokoh Jana ini yang paling kuat.
Terkadang menjadi perempuan ceria, terkadang menjadi perempuan nelangsa,
terkadang menjadi teman yang menyenangkan. Perubahan mood tokoh Jana tidak
terasa berlebihan. Menurut saya pas sesuai kondisi bagian cerita. Sedangkan
untuk tokoh lainnya; Pandu, Angga, Kak Dinda, hanya sebatas membantu keutuhan
cerita. Saya mengatakan begini bukan berarti peran mereka kecil. Jujur, ketiga
tokoh tadi tidak secara utuh terceritakan karena keterbatasan porsi cerita. Akan
sangat manis jika novel ini dibuat sekuelnya dengan ketiga tokoh tadi sebagai
tokoh utama.
Sampul buku novel ini sangat sederhana. Di pandangan saya,
tidak menemukan relevansi dengan isi cerita. Berbeda dengan judulnya, seperti
pribahasa untuk orang yang suka memendam perasaan sehingga pengakuan itu terus
berada di ujung lidah.
Yang masih malu-malu buat bilang cinta dan sayang kepada
seseorang, luangkan untuk membaca novel ini dan dapatkan suntikan alasan kenapa
harus segera diutarakan. Akhirnya saya memberikan rating 4 bintang dari 5 bintang.
Punya keluarga yang suportif seperti keluarga Jana memang enak ya , apalagi ada kak Dinda yang peka banget sama kondisi hubungan asmaranya Jana. Endingnya, ukh sungguh menyakitkan apalagi untuk pria sebaik Angga :(
BalasHapusIya, serasa tidak sendirian ketika kita punya masalah. keluarga kan paling depan kalau kita sedang kenapa-kenapa. Soal Angga, mau gimana lagi, mungkin itu yang terbaik. Hahaha
Hapus