Judul: Just Another Birthday
Penulis: Rina Suryakusuma
Desain cover: Marcel A. W.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: November 2013
Tebal buku: 248 hlm; 20 cm
Harga:Rp 48.000 (before discount, gramedia.com)
ISBN: 9789792299489
Sarah, single mom
dari satu anak TK yang kritis dan suka bertanya segala hal, mulai dari
pertanyaan sederhana seperti – Kenapa kita ulang tahun cuma satu tahun sekali,
Ma? – sampai pertanyaan yang tidak bisa dijawab macam, “Mama, di mana Papa?”.
Pada usianya yang masih 20-an, Sarah belajar dengan cara
sulit bahwa hidup ini tidak seindah dongeng. Tak ada yang namanya Prince Charming. Namun ketika bertemu
dengan Jeremy, Sarah berpikir segalanya mungkin hingga ayah dari putrinya
kembali ke dalam hidupnya.
Ketika kebahagiaan nyaris dalam genggaman, Sarah dihadapkan
pada batu ujian hidup... terutama ketika dia harus kehilangan orang yang
terpenting dalam hidupnya.
***
Review.
Sebelumnya saya gagal menuntaskan novel Gravity karya Mbak Rina Suryakusuma lantaran novelnya tergolong tebal.
Pada paruh buku, saya memang menyukai bagaimana penulis bercerita dengan diksi
yang terbilang standar. Dibilang sederhana, tidak, njelimet pun tidak. Saya
bisa menikmati. Alasan ketebalanlah yang akhirnya membuat saya menutup kembali
novelnya.
Novel Just Another Birthday ini merupakan salah satu karya
Mbak Rina yang akhirnya selesai saya lahap dalam hitungan 3 hari. Untuk ukuran
novel dengan halaman 200-an, 3 hari jadi waktu yang lama.
Novel Just Another Birthday atau JAB, saya katakan sebagai novel
yang menggabungkan unsur percintaan, keluarga dan agama. Penulis meramu unsur
tadi melalui tokoh utama bernama Christina Sarah yang merupakan single mom dari
seorang anak perempuan berumur 4 tahun bernama Cassie. 4 bab pertama membuat
saya penasaran bagaimana bisa Sarah yang masih berusia 24 tahun sudah
menyandang status single mom dan
memiliki seorang putri. Yang memperkuat penasaran saya, penulis tidak menyebut
kata ‘Janda’. Barulah di bab 5, penulis mendeskripsikan kilas balik masa kelam
seorang Sarah.
Unsur percintaan;
Penulis mencoba memberikan hawa yang romantis dari seorang perempuan yang sudah
memantapkan diri untuk menghindari hubungan dengan pria, menghindari jatuh hati
sekaligus sakit hati, ketika Sarah dipertemukan secara intens dengan sosok
atasannya, Jeremy. Jujur, awalnya saya sedikit kurang sreg dengan awal mula Jeremy mendekati Sarah yang menurut saya
sangat tiba-tiba sekali. Padahal mereka bekerja di tempat yang sama bukan
hitungan baru. Namun penulis memberikan jawabannya di akhir novel dan itu bisa
membuat saya maklum. Sisi percintaan Sarah dengan Jeremy seperti permen asem
manis. Di satu sisi mereka bisa sangat romantis. Di sisi lainnya membuat
pembaca merasa simpati. Konflik puncak namun eksekusi yang singkat adalah
ketika ayah kandung Cassie hadir. Momen ini membuat Jeremy kalah duluan.
Kekalahan Jeremy membuat Sarah tersungkur.
Unsur keluarga;
Penulis menggambarkan dengan baik sosok wonder
women yang kuat, seorang Sarah yang single
mom. Ketegaran Sarah membesarkan anaknya sangat membuat saya merasa harus
berterima kasih pada Mimih (Ibu).
Melalui hubungan ibu-anak; Sarah dan Cassie, pembaca dibukakan mata bahwa
banyak sekali pengorbanan, kasih sayang, memprioritaskan, dari sosok ibu.
Unsur agama;
Mungkin unsur agama yang ditampilkan di novel JAB ini porsinya tidak begitu
banyak. Yang sedikit inilah justru membuat saya pribadi sangat tertohok
diingatkan. Selain pandangan mengenai aborsi, penulis menyinggung mengenai
kedudukan berdoa. Dikatakan, bahwa berdoa akan membuat harapan tetap hidup.
Memperhatikan kover novelnya, dengan dominasi warna kuning
hangat dan sebuah cake, memang mempresentasikan kehangatan, keromantisan dan
cinta yang menyenangkan. Menarik. Namun, boleh dong jika saya memberikan
pilihan kover sesuai imajinasi saya. Lebih menarik jika kover menampilkan salah
satu pojok rumah yang lantainya dialasi karpet bulu, banyak boneka dan di salah
satu dinding bercat biru langit terpasang bingkai foto Sarah dan Cassie. Lebih
menonjolkan karakter utama di novelnya.
Plot. Gaya menulis.
POV. Karakter.
JAB mengusung plot maju. Ada beberapa bagian kilas balik
yang diceritakan dengan pendeskripsian. Tidak merubah fokus penulis bercerita
dan pilihannya membuat aman pada garis besar cerita. Sedangkan kemampuan
penulis merangkai kata sangat lancar. Apakah
menghanyutkan? Menurut saya tidak. Saya tidak paham alasannya. Namun saya
mengukur dari durasi saya menyelesaikan membaca JAB ini, dan hasilnya butuh
beberapa hari.
Mbak Rina juga menggunakan POV sudut pandang pertama ;Aku.
Menghasilkan emosi yang lebih masuk kepada pembaca. Untuk karakter yang muncul
di JAB ini, tidak ada yang menjadi favorit saya. Sarah; sosok perempuan yang kuat, membatasi diri dengan yang
namanya cinta, penyayang anak. Jeremy;
pria yang dewasa, bijaksana, tegas. Cassie;
anak yang lucu, polos, blak-blakan.
Petik-petik.
Banyak sekali pesan yang coba disampaikan penulis. Yang
paling saya tangkap adalah berpikirlah positif terhadap banyak keadaan. Sebab
banyak hal yang terjadi di luar keinginan kita, namun itu yang paling baik
untuk kita. Ini diterangkan ketika Mamanya Sarah yang sakit-sakitan namun
beliau merahasiakannya dari Sarah.
Final. Rating.
JAB ini sangat saya rekomendasikan untuk semua perempuan.
Sebab terdapat banyak pelajaran menjadi sosok perempuan kuat. Akhirnya saya
memberikan rating 3 bintang dari 5
bintang.
Penulis.
Sebagai ibu rumah tangga dan pekerja penuh waktu di perusahaan
property & developer yang sudah
seperti rumah keduanya, Rina menikmati kehidupannya yang damai bersama suami
dan dua anaknya di Jakarta. Ia bersyukur atas talenta menulis yang dipercayakan
Tuhan baginya.
Ia berusaha supaya segala karya yang diuntai saat malam
tiba, dengan diiringi lagu yang mengalun dari speaker laptop, adalah untuk kemuliaanNya semata. Kopi, snowglobe, vintage, buku dan film adalah beberapa hal acak sederhana yang
dapat membuatnya bahagia.
Twitter ID: @rinasuryakusuma
Email: rinasuryakusuma@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar