Judul buku:
Diari Hara- Catatan Harian Cowok Cupu
Penulis: Nana
Sitompul
Editor: Irna
Permanasari
Penerbit: PT
Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret 2014
Tebal buku: 232
halaman
ISBN:
9786020302782
Harga buku: Rp 40.800 (sebelum diskon, gramedia.com)
Kalimat yang
mengatakan “Masa SMA adalah masa terbaik, sangat menyenangkan dan tidak
terlupakan” benar adanya. Saya pun turut setuju mengingat pengalaman sendiri pada saat SMA. Dan
novel Diari Hara mengangkat kisah SMA yang berwarna-warni dari sudut pandang
cowok bernama Hara yang baru saja
naik ke kelas 3. Novel yang bergenre teenlit ini mengupas tuntas keseharian yang biasa
dialami murid SMA.
Pada ajaran tahun baru, Hara yang pada hari pertama masuk sekolah tidak
bisa hadir, harus menerima keadaan ia duduk dengan cewek bernama Diana Hayati.
Di benak Hara, cewek bernama Diana ini akan secantik Putri Diana. Namun begitu
melihat sosoknya, Hara hanya bisa menyebut cewek itu dengan sebutan ‘cewek aneh’.
Penampilannya lusuh, tidak pakai kaos kaki. Di balik kekurangan itu, Hara harus
mengakui kalau Nana-panggilan Diana- termasuk murid yang pintar. Beberapa kali
Hara merasa beruntung setim belajar dengannya.
Suatu hari datanglah murid baru yang cantik bernama Sissy. Dan sejak hari
pertama Sissy datang, Hara langsung jatuh hati. Kecantikan Sissy bukan hanya
diakui Hara saja. Hara akhirnya harus berkompetisi dengan Ramon. Bagaimanakah
hubungan Hara, Nana dan Sissy selanjutnya?
Mengingat genre novel ini, sudah bisa ditebak jalan ceritanya sangat
ringan. Tidak jauh-jauh dari konflik percintaan SMA, persahabatan dan
permusuhan. Setting-nya sendiri lebih
banyak di sekolah. Dan bagaimana penulis bertutur dengan membentuk cerita
menjadi tulisan diari yang ditulis Hara, menjadi keunikan sendiri. Bentuk
demikian sama sekali tidak membuat saya merasa aneh dan janggal mengikuti
ceritanya. Untuk ending-nya sendiri,
saya merasa terhibur dan cukup bijak dengan keputusan penulis memberi akhir
posisi Hara, Nana dan Sissy.
Karakter yang dihadirkan penulis meliputi Hara, Nana, Sissy, Ramon, dan
peran pendukung lainnya, sudah sangat hidup. Pada awalnya, Hara punya stigma
negatif terhadap orang miskin. Kesederhanaan yang diajarkan ayahnya semacam
keluhan yang kerap ia resahkan. Seiring berjalannya waktu perkenalannya dengan Nana,
Hara mulai mengerti arti miskin-kaya.
Nana, yang berasal dari keluarga biasa saja, harus berjuang lebih giat di
sekolah. Ia sadar diri dengan kekurangannya sehingga ia membatasi pergaulan
dengan orang kaya. Dia juga punya prasangka buruk terhadap orang kaya. Setelah
mengenal Hara, Nana sadar jika tidak semua orang kaya itu sombong. Contohnya
kedua orang tua Hara.
Sissy, yang kemudian menjadi pacar Hara, sering merasa cemburu melihat
kedekatan Hara dan Nana. Ini sebenarnya salah Hara yang tidak memberi tahu jika
Nana adalah guru les-nya. Salah paham pun muncul. Rasa cemburu itu kemudian
terus membesar dan akhirnya hubungannya dengan Hara harus kandas.
Ramon, memiliki kisah tidak menyenangkan yang berkaitan dengan Hara,
sehingga Ramon sangat membenci Hara. Dan kehadiran Sissy menjadi ajang buatnya
untuk pamer kebisaan, kemampuan, kepada Hara. Apalagi sejak Ramon tahu kalau
Hara juga mengejar Sissy.
Kover novelnya sudah bagus. Dengan latar putih dan ada sosok cowok yang
mengenakan seragam dan menyandang tas, cukup mempresentasikan isi cerita. Tidak
terlalu berlebihan.
Pesan yang coba disampaikan penulis adalah untuk tidak menilai orang dari
kovernya. Tidak semua orang kaya itu sombong. Tidak semua orang miskin itu
tidak memiliki harga diri. Jadi sebaiknya sebelum menilai orang lain, kenalilah
terlebih dahulu.
Novel Diari Hara ini cocok dibaca oleh kalangan pelajar SMP-SMA. Banyak
sekali nilai-nilai kebaikan yang bisa dipetik di dalamnya. Dan akhirnya saya
memberikan rating 3 bintang dari 5 bintang.
Energi bisa habis untuk membenci. [hal.134]
Menangis itu hakikat manusia. [hal.141]
Kita baru merasa kehilangan seseorang ketika dia pergi. [hal.207]
Bentar bentar...nana ini diana kah??
BalasHapusIya, Nana itu Diana. Itu kalo pertanyaannya karakter kan? Hehehe.
Hapus