Resensi Novel Tuhan Maha Romantis - Nurunala

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Tuhan Maha Romantis

Penulis: Nurunala

Editor: Trian Lesmana

Penerbit: Grasindo

Terbit: Juli 2023

Tebal: 200 hlm.

ISBN: 9786020530208

Tag: romansa, religi

Sinopsis

Setelah lima tahun berlalu, Rijal dan Laras kembali bertemu di acara bebukuan. Rijal kini sudah jadi penulis. Laras sengaja menempuh perjalanan dari New Zealand ke Indonesia untuk menemuinya. 

Pertemuan mereka penuh perasaan campur aduk. Kenangan waktu kuliah dulu kembali menyeruak. Termasuk perasaan suka yang selama ini diendapkan oleh keduanya karena agama mengaturnya. Rijal seperti menemukan kebahagian yang sudah lama menghilang. Namun Laras menemukan cincin dijari Rijal yang artinya kepulangannya ke Indonesia akan jadi sia-sia. Rijal sudah bertunangan, itu faktanya.

Mungkinkah takdir kali ini mengatur keduanya bersatu? Atau keduanya harus belajar mengikhlaskan perasaannya melebur?



Resensi

Nurunala adalah penulis yang kalau menerbitkan buku saya pasti usahakan akan membelinya. Sebelum membaca novel ini saya sudah membaca novel lainnya: Festival Hujan, Janji Untuk Ayah, dan Seribu Wajah Ayah

Yang membuat saya suka dengan karya-karya penulis karena novel-novelnya mengangkat tema keluarga terutama tentang sosok Ayah. Saya tipikal orang yang gampang banget terharu kalau membaca kisah soal orang tua. 


Masa Lalu Yang Datang Lagi Pada Waktu Yang Tidak Tepat

Siapa sih yang enggak senang saat kembali bertemu dengan orang yang pernah kita sayang. Begitu juga dengan Rijal yang akhirnya bertemu lagi dengan Laras setelah lima tahun tidak ada kabar. Perasaan suka kembali berkembang dan ternyata tidak berubah walaupun sudah lama tidak jumpa. Rijal berharap besar kali ini perasaannya akan tersampaikan.

Lima tahun bukan waktu yang sebentar, pasti ada banyak hal yang sudah berubah. Rijal sudah jadi penulis. Rijal juga sudah bertunangan dan seminggu lagi bakal menikah. Fakta ini yang membuat Laras meredam semua harapannya. 

Konflik ini yang mencoba digali penulis lebih dalam. Dan karena novel-novel penulis selalu memiliki dasar agama islam, saya semakin penasaran bakal dikasih jalan keluar apa untuk kepelikan situasi yang dihadapi Rijal dan Laras.


Sisi Romantis Dari Keluarga Harmonis

Di novel ini juga digambarkan latar belakang keluarga Rijal yang bikin saya mengakui kalau, "Siapa orang tua kita juga turut menentukan siapa kita." Ayahnya Rijal adalah kepala sekolah, ibunya adalah guru bahasa inggris. Sudah pasti pendidikan jadi hal penting yang diajarkan mereka kepada anak. Dan bukan soal sisi intelektual saja yang diajarkan, tetapi sisi moral dan nilai religi juga dipenuhi mereka.

Rijal tumbuh jadi pemuda yang baik dan santun karena besar dalam keluarga yang harmonis. Kedekatannya dengan sosok ayah membuat saya iri. Dia bisa curhat dan meminta solusi kepada ayahnya untuk hal-hal yang rasanya susah dilakukan anak laki-laki kepada ayahnya seperti asmara. Pendapat saya ini karena saya bukan salah satunya yang bisa begitu. 

Karena latar belakang orang tua Rijal sebagai pendidik, keduanya pun begitu dihormati di lingkungan sekitar. Terutama oleh mereka-mereka yang pernah diajar oleh orang tua Rijal. Kebaikan yang dilakukan orang tua Rijal banyak membantu di kemudian hari. Misalnya saat ibunya Rijal pingsan, Teh Zaenab yang seorang bidan membantu mengurus agar siuman. Dan saat mau diberikan bayaran, Teh Zaenab menolak dengan santun karena ia pernah merasakan kebaikan dari orang tua Rijal.


Dinamika Masa Perkuliahan

Kehidupan perkuliahan lumayan banyak dibahas di sini. Menggunakan sudut pandang Rijal, kita diajak ikut bagaimana ia berkenalan dengan kawan baru, bertemu pertama kali dengan gadis pujaan, dan terlibat dalam kegiatan jurusan yang lumayan menyita waktu.

Saya sangat suka dengan penggambaran kegiatan Petang Puisi. Dimana setiap jurusan berlomba membawakan deklamasi puisi secara kreatif dengan menggabungkan dekorasi dan musik-musik latar. Dan gara-gara novel ini, saya jadi tahu puisi berjudul Sajak Pertemuan Mahasiswa karya W.S. Rendra. Puisi yang menyinggung dan menggugat soal wakil rakyat di pemerintah yang membuat kebijakan-kebijakan tapi tidak mewakili rakyat.


Keputusan Jodoh Yang Membuat Kesal

Dari beberapa novel penulis yang saya baca, ending novel ini yang paling tidak saya suka. Mungkin buat beberapa orang kelihatan romantis tapi buat saya itu miris. Saya yakin kalau tidak spolier pun, pembaca bakal tahu ending kisah Rijal dan Laras ini dari sampul novelnya yang sederhana tapi cantik dengan perpaduan warna biru di langit dan hamparan hijau rerumputan.

Tinggal menghitung hari akan menikah tapi dibatalkan, itu yang bikin saya kurang suka dengan keputusan ini. Rasanya membatalkan pertunangan bukan perkara mudah karena ini melibatkan perasaan dan nama baik keluarga besar. Ini pertunangan dan bukan pacaran. Kabar pernikahan sudah menyebar kemana-mana lho. Si pihak laki-laki harus bertanggung jawab kepada keluarga si perempuan. Dan yang lebih tidak saya sukai, yang menyampaikan pembatalan ini hanya ibunya saja. Si laki-laki justru sibuk mempersiapkan keberangkatannya ke luar negeri mengejar cinta pertamanya. Gila nggak sih keputusan ini!!!


Kita mencintai seseorang karena kita memilih untuk mencintainya. Rasa yang indah ini memang anugerah Allah, tapi diri sendirilah yang memegang kontrol penuh atas perasaan yang membuncah dalam dada. (hal. 91)

Mungkin ada yang berpendapat, "Daripada menikahi perempuan yang tidak dicintai dan tidak bahagia, bukankah lebih baik sejak dini diakhiri." Saya setuju dengan ini tapi kenapa kalau belum move on dari masa lalu harus melakukan lamaran kepada perempuan lain. Padahal di sini Rijal tidak dalam kondisi terdesak untuk melakukan itu. Dan saat dia memutuskan untuk melamar perempuan lain artinya dia siap menerima tanggung jawab itu. 

Sebelum kehadiran Laras, hubungannya dengan Aira baik-baik saja. Hanya karena Laras kemudian datang, niat menikah tergerus juga. Harusnya sikap pria enggak begini kan?

Keberatan saya lainnya, saya tidak menemukan nilai luar biasa dari seorang Laras yang kemudian diperjuangkan sebegitunya oleh Rijal. Rijal menyukai Laras karena cantik, solehah, dan baik. Tapi ini juga ada di diri Aira, tunangannya. Aira malah lebih banyak berinteraksi dengan Rijal dan ibunya dibandingkan Laras. Lalu yang membuat timbangan Laras lebih besar untuk dipilih ketimbang Aira itu apa, penulis tidak memberikan itu sehingga saya simpulkan kalau Rijal berjuang hanya karena Laras cinta pertama. Ini jadi pilihan ending novel yang dangkal buat saya. 


Simpulan

Romansa yang berdiri di atas agama selalu menginspirasi. Sosok Rijal jadi gambaran teladan bagaimana pria bersikap saat pertama kali merasakan jatuh cinta kepada lawan jenis. Terlepas dari ending novel yang mengecewakan, novel ini punya nilai-nilai moral yang secara penyampaian tidak menggurui. Novel ini saya rekomendasikan untuk pembaca muda sebagai pengingat kalau romantis itu bukan melulu dengan pacaran.

Sekian ulasan saya untuk novel Tuhan Maha Romantis. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

***


  • Soal kebahagiaan, seringkali yang lebih penting bukan sedang apa atau di mana, melainkan dengan siapa. (hal. 18)
  • Kita harus selalu menjaga api optimisme tetap menyala. Harapan, yang akan membikin kita punya kemauan untuk terus bergerak. Kadang, masalahnya bukan di 'mampu atau tidak mampu', tapi 'mau atau tidak mau'. (hal. 19)
  • Dan sebaik-baik ilmu adalah yang membuat kita semakin dekat sama Allah (hal. 20)
  • Setiap perpisahan, seikhlas apa pun kita menerimanya, selalu saja menyisakan kehampaan (hal. 21)
  • Esensi dakwah adalah menjadikan kesalehan pribadi menjadi kesalehan kolektif atau kesalehan masyarakat. Oleh karena itu, yang enggak kalah penting dari menjadi hebat adalah menghebatkan sekitar kita. (hal. 28)
  • Ada dua hal yang membuat kita hari ini berbeda dengan kita bertahun-tahun yang akan datang: buku yang kita baca dan orang-orang yang kita temui. Buku yang kita baca akan membentuk pola pikir kita, orang-orang terdekat kita akan membentuk karakter kita. (hal. 67)
  • Satu-satunya cara menghilangkan rasa takut adalah dengan menghadapinya (hal. 68)
  • Pemberani itu adalah orang yang takut juga sebenarnya, tapi tetap melakukannya (hal. 73)
  • Kadang kita perlu mengabaikan kalimat-kalimat negatif yang menghampiri kita, bahkan ketika teriakan itu diucapkan oleh diri kita sendiri. (hal. 74)
  • Mencintai itu, bukan cuma soal rasa suka atau ketertarikan. Bukan cuma soal kekaguman. Lebih dari itu, mencintai itu sebuah keputusan. Keputusan besar. (hal. 115)
  • Bukankah perjuangan dan pengorbanan adalah satu keniscayaan bila kita ingin menggapai kebahagiaan. (hal. 119)

Resensi Novel Lelaki Tua Dan Laut - Ernest Hemingway

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]


Judul: Lelaki Tua Dan Laut

Penulis: Ernest Hemingway

Penerjemah: Yuni Kristianingsih Pramudhaningrat

Penerbit: PT Serambi Ilmu Semesta

Terbit: Januari 2015, cetakan pertama

Tebal: 139 hlm.

ISBN: 9786022900283


SINOPSIS

Lelaki tua itu bernama Santiago. Sudah delapan puluh empat hari dia memancing di lautan tapi belum menangkap seekor ikan pun. Empat puluh hari pertama dia ditemani anak lelaki bernama Manolin, namun Manolin harus pindah kapal karena diperintah orang tuanya. 

Suatu hari si Lelaki Tua itu kembali memancing tapi kali ini nasib buruknya diakhiri. Kailnya menyangkut pada ikan besar. Karena sudah tua dan hanya punya alat seadanya, Santiago berjuang mati-matian agar ikan itu tidak lepas. Tali pancing yang terulur kadang harus dikendorkan atau ditegangkan sampai-sampai melukai bahu, punggung, dan telapak tangannya.

Karena ukurannya yang gede, ikan yang akhirnya bisa ditangkap itu sulit dibawa dengan perahu kecilnya. Yang lebih mendebarkan lagi, setelah perjuangan keras menangkapnya, ikan itu kini jadi sasaran ikan-ikan hiu beraneka nama yang setiap saat bisa saja memakannya. 

ULASAN

Saya akui kalau membaca novel klasik itu rada-rada susah walau pun ceritanya sederhana dan gampang diikuti. Tapi bisa jadi bukan karena novelnya, saya merasa setiap kali mulai membaca buku ada perasaan harus teliti pada detail-detailnya sehingga hati saya kurang peka untuk merasakan hawa-hawa novelnya.

Novel ini juga pernah mengalami hal serupa. Dulu pernah coba dibaca tapi selalu mandeg. Akhirnya kali ini saya benar-benar ingin menikmati ceritanya dan alhamdulillah bisa berhasil tuntas dibaca walau pelan-pelan sekali.

Novel ini sangat menggugah. Kita diperlihatkan bagaimana perjuangan lelaki tua dengan memiliki keterbatasan seperti usia dan tenaga, harus berjuang sendirian menangkap ikan besar yang sudah menyangkut di kail pancing. Prosesnya benar-benar beda dengan orang memancing di sungai yang ukuran ikannya kecil-kecil. 

Karena ikannya besar, lelaki tua itu tidak punya banyak pilihan. Jika talinya ditarik kuat-kuat, bisa jadi ia yang akan ditarik oleh ikan ke laut karena saking kuatnya ikan tersebut. Dan pilihannya, lelaki tua itu memilih mengikuti setiap pergerakan ikan membawanya. Alhasil, ia terombang-ambing di lautan luas.

Kekurangan air dan makan daging ikan mentah jadi perjuangan lainnya. Lelaki tua itu mau tidak mau harus makan ikan mentah agar ia tetap punya tenaga. Niatnya mendapatkan ikan tersebut dan pulang. Jika tidak mengisi tenaga, bisa jadi ia akan mati di kapal karena kelaparan dan selamanya tidak akan kembali ke pelabuhan.

Kewarasan pikiran juga harus dijaga. Sendirian di tengah laut sambil mempertahankan tangkapannya agar tidak lepas jadi ujian berat untuk mental. Lelaki tua itu yang jarang bicara lantang, kini sering berdialog sendirian dengan suara kencang. Ia tidak malu ucapannya didengar orang lain. Dan teknik ini ampuh membuat pikirannya tetap normal dan jernih.

Akhir kisah si lelaki tua itu bikin terharu. Saya bisa ikut merasakan kelegaan ketika akhirnya ia tiba di pelabuhan dengan badan yang gemetaran. Ini jadi pengalaman membaca yang mengharukan hati. Persis rasanya sama ketika dulu saya membaca novel 5cm saat tokoh-tokohnya naik ke puncak. Emosi, keterharuan, kelegaan, dan rasa lelah campur aduk dan semua campuran rasa itu bisa sampai ke hati saya sebagai pembaca. 

Buku ini tipis tapi saya tidak bisa menyelesaikan dalam sekali duduk. Isinya dominasi narasi. Jarang banget percakapan. Maklum, Santiago ini memancing di lautan tanpa kawan. Adanya monolog saat dia ngomong sendiri dengan lantang atau saat dia berdialog dengan hati dan pikirannya. Format ini memaksa saya lebih serius meresapi kalimat-kalimatnya.

Secara keseluruhan, novel klasik ini sangat menarik dan memang patut dibaca setidaknya sekali seumur hidup. Mengajarkan perjuangan dari sudut pandang laki-laki. Si lelaki tua ini bisa jadi gambaran kalau kita akan berada di posisi sama, berjuang mati-matian, yang berbeda hanya zaman dan tantangan yang dihadapi. Mengajarkan mental kuat juga. 

Nah, sekian ulasan novel Lelaki Tua Dan Laut ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!

Bebukuan Februari 2025


Halo!

Sudah memasuki bulan Maret saja ya. Dan sebelum membahas bebukuan selama bulan Februari, saya mau mengucapkan selamat menunaikan puasa bagi yang sedang menjalankan. Semoga puasa tahun ini lancar dan penuh berkah. Amin ya Rabb!

Seperti biasa, setiap awal bulan, saya akan membuka dengan artikel Bebukuan. Artikel ini semacam ringkasan kegiatan saya selama sebulan kemarin perihal bebukuan. Dan berikut ini ringkasan Bebukuan Februari 2025:

Bacaan Februari 2025

Semangat ingin baca buku ini dan itu tetapi bulan kemarin saya dikejar deadline bikin laporan keuangan dan bakal lanjut audit yang ujungnya pelaporan SPT Tahunan Badan. Kalian pasti tahu saya kerja di divisi apa. Alhasil, bacaan saya enggak banyak. Tapi masih mending ya bisa ada bacaan yang selesai, hehe.

Berikut buku-buku yang saya baca bulan kemarin:

1. Janji Untuk Ayah oleh Nurunala

2. Tiga Permintaan Dan Cerita-Cerita Lain oleh Enid Blyton

3. Mata Yang Enak Dipandang oleh Ahmad Tohari


Koleksi Februari 2025




1. Tuhan Maha Romantis oleh Nurunala

Ini buku keempat penulis Nurunala yang saya dapatkan. Lainnya yang sudah saya punya adalah Seribu Wajah Ayah, Festival Hujan, Janji Untuk Ayah, dan Jangan Dulu Patah. Saya sangat suka dengan kisah-kisah yang disajikan penulis karena sebagian besar temanya drama keluarga dan kebanyakan sangat menyentuh hati. Nilai agama islam pun selalu disisipi sebagai hikmah dari kisahnya. Gara-gara ini saya akhirnya mengikuti karya-karya beliau.

Untuk novel ini saya penasaran hubungan romantis seperti apa yang akan dijalin penulis dan hikmah apa yang bakal disampaikan ke pembaca. 

2. Stand By Me 1 & 2 (light novel) oleh Fujiko F Fujio, Takashi Yamazaki

3. Detektif Conan: Full Score of Fear (light novel) oleh Gosho Aoyama, Shima Mizuki

Awalnya saya tidak tahu istilah light novel itu apa, tetapi setelah cari tahu rupanya ini istilah untuk komik yang disajikan layaknya novel. Bukan berisi gambar-gambar lagi melainkan sudah dikonversi jadi susunan kata-kata. 

Sejauh ini yang pernah saya baca itu novel yang diangkat dari film seperti Novel Wonderful Life karya Kiki Raihan. Penasaran sih bagaimana serunya komik diubah jadi novel. Dan sebagai perkenalan light novel, saya memilih judul komik terkenal yaitu Doraemon dan Detektif Conan. Semoga bisa jadi pengalaman yang menyenangkan.

Rencana Baca Maret 2025

Oya, saya minta maaf untuk bulan ini dan seterusnya bagian Rencana Baca tidak akan saya masukkan ke artikel Bebukuan karena membaca buku yang diatur itu lumayan membebani, padahal seharusnya membahagiakan dan menyenangkan. Kadang dari 5 buku yang direncanakan, mood saya tidak bisa diatur agar hanya membaca buku tersebut. Lebih sering saya memilih bacaan yang lain. Karena itu saya ingin membebaskan diri memilih buku mana yang akan dibaca. Saya mengedepankan prinsip happy reading

***

Nah segitu dulu update Bebukuan Februari 2025. Semoga bulan Maret 2025 diberi kesempatan membaca lebih seru dan lebih menambah nilai diri karena berbarengan dengan momen bulan Ramadhan.

Jadi, buku apa saja yang kalian baca dan dapatkan bulan Februari kemarin? Share di kolom komentar ya.

Resensi Buku Kumcer Mata Yang Enak Dipandang oleh Ahmad Tohari

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Mata Yang Enak Dipandang

Penulis: Ahmad Tohari

Editor: Anastasia Mustika W.

Sampul: sukutangan

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: April 2022, cetakan kelima

Tebal: 216 hlm.

ISBN: 9786020300597

Tag: cerpen, drama


Ada 15 cerita pendek di buku ini dan saya menangkap kekhasan penulis dalam pemilihan tema cerita yang begitu sederhana dan manusiawi. Saya juga terkesan dengan teknik penulis dalam menyajikan ceritanya, yaitu dengan memotret peristiwa, hal, atau pemikiran, sehingga beberapa cerpen terasa kependekan dan meninggalkan ujung kisahnya dengan begitu saja.

Yang membuat saya candu menikmati deretan judul-judulnya karena penulis membawakan tokoh-tokoh yang sederhana dengan latar belakang bermacam-macam. Ada pengemis, seorang bapak, seorang anak, dosen muda, penulis amatir, petani, dan lainnya. Diksinya pun biasa saja dan ini yang membuat saya mudah memahami ceritanya. Detail situasi pada jaman dulu begitu kuat terasa sehingga saya seperti bernostalgia dengan ke lingkungan pada saat masih anak-anak di pedesaan.

Membaca cerpen-cerpen di sini ibarat melakukan perjalanan waktu ke masa lampau, menilik konflik-konflik domestik sebagai manusia. Tetapi jangan salah, beberapa cerita berhasil menggedor nurani saya untuk melakukan refleksi diri.

Nah, berikut ini saya rangkumkan cerita-ceritanya dalam paragraf pendek. Semoga bisa memberikan gambaran kekhasan yang saya maksud.

Mata Yang Enak Dipandang menceritakan pengemis buta dan penuntunnya yang membagikan rahasia membedakan mana orang dermawan dan mana yang enggak dermawan, yaitu dari matanya. Saya suka dengan penggambaran bagaimana menjadi orang yang buta, lalu dipanggang terik matahari. Narasinya begitu menghidupkan situasi itu.

Bila Jebris Ada Di Rumah Kami mengulik empati suami istri; Ratib dan Sar, kepada tetangganya bernama Jebris yang jadi pelacur. Selain mengajak pembaca memahami kehidupan Jebris hingga jadi pelacur, kita juga diajak sembunyi-sembunyi menerka kemungkinan lain dari hubungan Jebris dan pasangan suami istri tetangganya itu. Atau otak saya saja yang terlalu liar ya. Selain itu di sini kita akan melihat pemandangan kontras ketika pelacur berada di lingkungan yang religius.

Penipu Keempat menceritakan tentang seorang lelaki yang mengetahui dirinya sedang ditipu tetapi memilih menikmatinya. Ada perempuan yang datang kepadanya dengan cerita soal yayasan anak yatim piatu yang membutuhkan dana. Ada lelaki yang membawa pisau dan kemucing yang diakui buatan anak-anak cacat dan memintanya untuk membeli barang-barang itu. Ada juga lelaki yang mengaku kepadanya anaknya sakit dan dia butuh ongkos ke Cikokol. Tetapi penipu keempat ini diakui itu dirinya sendiri yang mengeluarkan uang 14.000 untuk menipu Tuhan agar diberikan berkah dari segala penjuru. Saya justru malah takjub dengan keputusan penipu keempat yang tetap dermawan kepada penipu-penipu yang datang padanya.

Kehidupan penulis pemula disorot dalam cerita Daruan. Novelnya diterbitkan oleh kawan kecilnya di Jakarta. Dan mimpi mendapatkan uang royalti kandas karena secara jujur kawannya itu menerbitkan secara indie dan novelnya dijual secara asongan. Miris sekali nasib Daruan. Saya tambah kesal ketika uang dari kawannya justru dibelikan novelnya sendiri hanya untuk meromantisasi nasib kepenulisannya. Dia tahu anak dan istri harus dinafkahi, dia tahu cincin istrinya masuk pegadaian demi ongkos ke Jakarta. Egonya ditonjolkan demi usaha yang berangin-angin.

Pasti kita pernah dengar soal tumbal penglaris warung dan di Warung Penajem kita diajak kenalan dengan suami istri bernama Kartawi dan Jum yang kehidupan mereka terangkat sejak Jum mengelola warung. Kartawi ragu dengan desas-desus tentang istrinya yang sudah memberikan tubuhnya kepada dukun bernama Koyor sebagai imbalan sudah membuat warungnya ramai. Ia pun menanyakan langsung dan jawabannya meremukkan hatinya. Walau begitu, Jum dan anak-anaknya sudah jadi bagian hidupnya selama ini yang sulit ditinggalkan begitu saja. Di sisi lain, jika mengingat kenyaataan penajem yang dilakukan istrinya itu hati Kartawi begitu kesakitan.

Perubahan seseroang bisa dikarenakan banyak faktor. Bahkan jika itu menyakut karakter baik. Ini digambaran dalam cerita Paman Doblo Merobek Layang-Layang. Paman Doblo yang dikenal masyarakat sebagai orang paling baik dan gemar menolong mendadak berubah sejak bekerja menjadi satpam di perusahaan kilang kayu. Prinsip hidupnya bergeser, kebaikannya hanya untuk yang memerintahnya. Membaca cerpen ini bikin mikir, pasti banyak banget orang yang berubah menjadi sosok lain karena tuntutan hidup, termasuk saya sendiri mungkin.

Kang sarpin Minta Dikebiri menceritakan Kang Sarpin yang meninggal sewaktu akan menjual beras akibat sepedanya tidak seimbang dan tubuhnya disambar mobil. Setelah ia meninggal, cerita bagaimana almarhum hidup terkuak. Citra Kang Sarpin memang kurang bagus, dikenal suka bertingkah aneh dan berlebihan, dan doyan main perempuan. Tapi banyak yang tidak tahu kalau sebelum kejadian naas itu Kang Sarpin menemui seseorang untuk minta tolong agar ia bisa jadi orang lebih baik.

Sudut pandang roh dipakai penulis ketika menyentil soal masyarakat perantauan yang mudik menjelang lebaran dan menyebabkan jalan jadi ramai. Utamanya untuk pamer, sisanya silaturahmi. Karsim, si tokoh utama bernasib naas harus tergilas mobil sewaktu menyebrang jalan hendak menuju sawah, padahal sebelumnya ia sudah menunggu lama di pinggir jalan dengan kekalutan sekadar menyebrang jalan. Ini bisa dibaca pada cerpen Akhirnya Karsim Menyebrang Jalan.

Nasib miris sebagai orang tua miskin kepada anaknya terjelaskan di cerita Sayur Bleketupuk. Parsih merasa bingung karena sudah menjanjikan kepada kedua anaknya; Darto dan Darti, untuk naik jaran undar di pasar malam, namun suaminya belum juga datang dari tempat proyek. Karena kebingungan yang makin bertambah, Parsih memutuskan memberi makan kedua anaknya sayur Bleketupuk. Sayuran yang bisa menghilangkan pusing dan membuat mengantuk. Keputusan yang keliru sebab rencana ke pasar malam jadi wacana walaupun suaminya akhirnya tiba meski terlambat.

Rusmi Ingin Pulang menceritakan kekhawatiran seorang Bapak yang akan menyambut anak perempuannya pulang setelah bekerja di luar kota. Pasalnya, masyarakat sudah menggunjing soal Rusmi, katanya ia bekerja di lingkungan pelacuran. Kang Hamim takut kepulangan anaknya tidak diterima warga. Bentuk cinta dari orang tua kepada anak salah satunya dalam bentuk kekhawatiran.

Kehidupan bekas terminal yang tragis dipaparkan dalam Dawir, Turah, dan Totol. Ketiganya berperan sebagai ayah, ibu, dan anak. Dawir jadi bapak Totol karena suka saja. Tidak ada yang tahu siapa bapaknya Totol, bisa jadi Dawir, bisa jadi Jeger si preman, bisa juga supir atau kernet lain. Turah menerima dirinya digarap demi melunasi jatah Dawir yang harusnya disetor. Di sini disentil juga soal penyakit menular seksual dan kemungkinan penularannya yang luas dari kalangan tunawisma.

Saya baru tahu istilah Harta Gantungan dari kumcer ini. Cadangan harta untuk biaya mengurus kematian pemiliknya. Kang Nurya punya kerbau dan dijadikan harta gantungan, sampai-sampai dia rela lehernya terus membengkak daripada harus menjual kerbaunya untuk berobat. Ia tidak mau jasadnya terbengkalai jika mati nanti. 

Pemandangan Perut mengajak kita untuk sadar kalau nilai kita dilihat orang sekitar. Melalui mata Sardupi yang bisa melihat beraneka macam pemandangan dalam perut orang-orang, patutnya kita menjaga diri. Ada pemandangan buah durian yang makin besar hingga durinya menembus kulit perut, ada gulungan gawat berduri yang berputar-putar menimbulkan suara kering dan menusuk telinga, ada pemandangan guru yang berdiri di depan kelas mengajar bidadara dan bidadari, dan masih banyak lainnya.

Pengalaman religius bertemu malaikat penyangga langit dialami Markatab saat ia ikut tahlilan. Prosesi agama yang sebagian umat membolehkannya, sebagian lain tidak mengharuskannya. Di cerita Salam dari Penyangga Langit kita akan diajak memahami makna tahlil untuk mereka yang mengerjakannya.

Bulan Kuning Sudah Tenggelam menjadi cerita favorit saya. Yuning berdebat dengan ayahnya tentang permintaan beliau agar pindah ke rumah dekat mereka. Tetapi suaminya, Koswara, menolak tawaran itu lantaran ia sakit hati kepada orang tua Yuning. Hati Yuning hancur saat tahu perdebatan itu merobohkan ketahanan ayahnya hingga meninggal. Dan ia bimbang kembali ketika niatnya menemani ibunya, justru ibunya menyuruh untuk menyusul suaminya. Drama desas-desus suaminya yang didekati mahasiswi cantik membuat Yuning menampilkan sosoknya yang lebih tenang dan anggun walaupun dalam prosesnya ia kesulitan. 

Saya merekomendasikan kumcer ini dibaca sebagai referensi untuk yang mau belajar membuat cerita. Karena dari kumcer ini saya jadi yakin untuk membuat cerita yang mengesankan tidak perlu membuat drama yang rumit, apalagi yang bertele-tele. Yang paling penting kita harus menyajikan ceritanya setulus mungkin.

Nah, sekian ulasan saya untuk kumcer Mata Yang Enak Dipandang ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Resensi Kumcer Tiga Permintaan Dan Cerita-Cerita Lain oleh Enid Blyton

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Tiga Permintaan Dan Cerita-Cerita Lain

Penulis: Enid Blyton

Penerjemah: Indri K. Hidayat

Ilustrasi: Val Biro

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Juni 2016, cetakan ketiga belas

Tebal: 192 hlm.

ISBN: 9786020330143

Tag: cerpen, anak-anak


Di sela membaca kumcer yang berat, saya memutuskan membaca kumcer anak. Dan pilihan saya jatuh pada buku kumcer Tiga Permintaan Dan Cerita-Cerita Lain yang ditulis Enid Blyton. Ada delapan cerita pendek yang kategorinya cerita anak dengan pesan moral yang layak banget disampaikan: Tiga Permintaan, Charlie si Pembohong, Pantas Jadi Tukang Sapu, Pak Topple dan Sebutir Telur, Masalah Sepele, Baskom Cuci Bu Cepat, Sally Ceroboh dan Tabby Jujur, dan Kena Batunya.


Pada cerita Tiga Permintaan mengisahkan Elsie dan Bobby yang saudaraan tapi suka bertengkar. Saat mereka sedang duduk-duduk di rerumputan tepi hutan, Elsie menemukan dan menangkap Peri. Keduanya meminta agar Peri mengabulkan tiga permintaan. Dan keduanya bertengkar lagi soal permintaan apa yang akan diminta. Namun ujung-ujungnya tidak ada permintaan yang dikabulkan yang menguntungkan mereka. "Orang yang bertengkar tak bisa berpikir jernih. Akibatnya, mereka melakukan hal-hal yang bodoh" (hal. 22).


Pentingnya berpenampilan bersih dan rapi disampaikan lewat cerita Pantas Jadi Tukang Sapu. Dick susah disuruh untuk membersihkan diri. Tampilannya kotor dan urakan. Dick kesal kepada Bu Guru Brown karena dinasehati. Ia pun kabur ke hutan dan malah ditangkap orang-orang kerdil. Dick dipaksa membersihkan cerobong asap karena disangka tukang sapu dan dia dikunci di dalamnya. Setelah selesai, Dick dibebaskan dengan tampilan lebih kotor dan hitam. Sejak itu Dick berubah lebih memperhatikan kebersihan diri sebab tidak mau mengulang membersihkan cerobong asap rumah orang-orang kerdil.


Kita diingatkan untuk tidak menceritakan sesuatu yang kita tidak tahu dalam cerita Pak Topple dan Sebutir Telur. Pak Topple yang akan kedatangan bibinya hendak membuat kue tapi telur satu-satunya yang ada di dalam kulkas justru membusuk. Ia pun menemui tetangganya, Pak Plod yang seorang polisi yang sedang bekerja di perempatan, untuk ijin meminta telur dari kandangnya. Pak Plod mengijinkan. Pak Topple segera pulang dan masuk ke pekarangan rumahnya lalu mengambil sebutir telur. Aksinya itu diketahui oleh Nyonya Suka Berbisik dan berkesimpulan Pak Topple sedang mencuri telur. Dan dia menceritakan yang dilihatnya kepada Tuan Suka Bicara, Tuan Suka Bicara menyampaikan lagi kepada Nona Sederhana, Nona Sederhana mengulangi ceritanya kepada Ibu Pendengar, Ibu Pendengar membicarakan lagi dengan Tuan Suka Ikut Campur, sampai akhirnya Tuan Suka Ikut Campur mengadukan hal ini kepada Pak Plod dan memintanya agar Pak Topple dipenjara. Merasa ada salah paham, Pal Plod segera membereskannya dengan merunut penyebaran kabar tidak benar itu.

Cerita yang lainnya pun sama serunya dan mudah dipahami. Jika cerita di buku ini diceritakan kepada anak-anak, pasti mereka akan menyukainya.

Yang paling penting dari sebuah cerita anak adalah harus mempunyai nilai baik yang disampaikan. Anak-anak adalah generasi emas. Pelajaran kebaikan sangat penting ditanamkan kepada mereka agar menjadi karakter kuat yang akan terus dibawa sampai mereka dewasa.

Buku ini tipis dan bagusnya lagi banyak ilustrasi yang mendukung ceritanya. Saya membaca buku ini seperti nostalgia dengan buku anak pas saya masih anak-anak dulu.

Secara keseluruhan, buku ini bagus banget dibaca oleh anak-anak atau dibacakan orang dewasa kepada anak-anak sebagai bahan pendidikan karakter. Tidak menggurui, tokoh-tokohnya menarik, dan kisah-kisahnya tidak membosankan.

Nah, sekian ulasan saya untuk buku kumcer Tiga Permintaan dan Cerita-Cerita Lain. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!


Resensi Novel Janji Untuk Ayah oleh Nurunala

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]



Judul: Janji Untuk Ayah

Penulis: Nurunala

Editor: Trian Lesmana

Desain sampul: Sukutangan

Penerbit: Grasindo

Terbit: Agustus 2024

Tebal: iv + 188 hlm.

ISBN: 9786020531090

Tag: keluarga, pendakian



SINOPSIS

Novel Janji Untuk Ayah mengisahkan pemuda bernama Gilang Satria Bahari yang pada kepulangan rutin mingguannya dari Kota Bogor ke Leuwibatu, ia mendapatkan kabar kalau ibunya meninggal karena covid. Tidak ada tanda, tidak ada belasungkawa, tidak bisa menyolati untuk terakhir kali, jenazah ibunya dibawa mobil ambulan untuk dimakankan.

Kehilangan yang begitu mendadak itu membuat hidupnya limbung dan hampa. Tidak ada lagi alasan kenapa dia harus hidup sedangkan satu-satunya orang yang dia punya sudah tidak ada. Gilang dan ibunya pendatang di Leuwibatu dan selama ini ibunya rapat menutup soal asal muasal mereka.

Sebuah alamat di Banyuwangi menjadi petunjuk yang ditinggalkan ibunya sebelum tiada. Gilang yakin di sana ada jawaban soal siapa ayahnya dan cerita bagaimana ibunya bisa memutuskan tinggal di Bogor, berjuang membesarkan dirinya. Gilang memutuskan melakukan perjalanan dari Bogor ke Banyuwangi dengan motor Supranya. Dia tidak tahu apa yang akan ditemuinya di alamat itu tapi Gilang perlu nama kakeknya untuk disematkan di nisan ibunya.



ULASAN

Novel ini bergenre drama keluarga membahas hubungan anak dan orang tua. Dimana anak laki-laki kehilangan ibunya dan kemudian mencari ayahnya. Penulis berhasil merajut ceritanya penuh emosional. Pada beberapa bagian berhasil membuat mata saya berkaca-kaca. 

Konflik utama novel ini mengenai pencarian jati diri seorang anak yang tidak tahu asal muasalnya. Sepanjang hidup dia hanya kenal sosok ibu dan tidak tahu sedikit pun tentang ayah dan keluarga besarnya. Dan pencarian alamat di Banyuwangi menjadi momen berharga Gilang belajar soal kehidupan dari rentetan kejadian yang ia alami sendiri atau pun dari cerita-cerita orang yang ia temui.

Di sini juga disinggung soal perlawanan warga Wanirejo terhadap pemimpin daerah yang akan melakukan penggusuran warga demi pertambangan. Kasus ini banyak ditemui dimana orang-orang berkuasa memberi ijin untuk proyek tambang tanpa memikirkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Warga yang diiming-imingi uang ganti rugi akan jadi korban. Uang seberapa banyaknya pun pasti akan habis. Dan ketika itu terjadi, tanah yang harusnya jadi tempat bergantung sudah raib.

Penulis membeberkan perjalanan Gilang dari Bogor ke Banyuwangi dengan penuh liku-liku. Tapi yang paling berkesan untuk saya ada dua momen. Pertama, saat dia kehilangan motor beserta perbekalan. Rasanya saya ikut terbawa nelangsa. Tidak tahu lagi harus melakukan apa. Ingin membatalkan ke Banyuwangi tapi sayang sudah sejauh itu, mau balik ke Bogor pun rasanya tidak pantas. Kedua, saat Gilang melakukan pendakian ke Puncak Merbabu. Saya selalu terkesan dengan cerita-cerita pendakian. Mungkin karena itu salah satu keinginan saya yang belum terwujud hingga saat ini.

Novel ini kaya dengan pembelajaran hidup. Banyak banget nasihat-nasihat yang dituturkan penulis tanpa menggurui. Mungkin karena dibalut dalam pengalaman para tokoh yang ada di sini jadinya saya begitu legowo memahami maknanya. Nilai agama islam juga begitu terasa di sini namun penulis membawakanya dengan apik membaur pada alur cerita.

Ending cerita dieksekusi dengan bijak walaupun untuk saya pribadi itu pilihan yang berat. Tujuan dia menemukan nama kakeknya yang akan ditulis di batu nisan makam ibunya sudah jadi ujung yang cukup. Dia memilih tidak melakukan konfrontasi dengan ayahnya. Dia menerima semua jalan hidup yang disusun Tuhan. 

Perubahan sosok Gilang yang di awal perjalanan menggebu, bingung, tidak tahu bakal bagaimana jika ia bertemu ayahnya, akhirnya berubah seiring perjalanan panjang yang dia lalui. Dia belajar banyak hal dan memetik kebijaksanaan. Saya kira ini pelajaran buat siapa pun, pengalaman hidup selalu bisa mematangkan karakter seseroang.

Novel ini jadi novel ketiga yang saya baca dari penulis dan saya selalu suka dengan karyanya karena ditulis dengan diksi yang tidak bertele-tele, porsinya pas ketika harus menggali kedalaman emosi, dan sokongan drama keluarga menjadikan rasa kisahnya menghangatkan hati dan penuh keharuan.

Kekurangan novel ini hanya satu, kovernya tidak menarik. Poin ini saya ungkapkan juga di ulasan novel Seribu Wajah Ayah. Terlalu sederhana dan suram. Rasanya isi cerita yang begitu menyentuh belum terwakilkan dengan kovernya yang berwarna hijau dan menampilkan sosok Gilang yang menggendong ransel naik gunung. Mungkin jika latarnya diganti dengan pemandangan di Puncak Merbabu, novel ini bakal lebih dilirik pembaca.

Dari novel ini saya belajar soal penerimaan terhadap takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT. Banyak hal dari hidup yang kita pertanyakan terutama bagian yang tidak menyenangkan. Kenapa saya harus lahir? Kenapa saya harus memiliki orang tua yang sekarang? Kenapa orang tua miskin? Kenapa saya harus lelah-lelah memperjuangkan hidup sedangkan yang lain bisa kelihatan senang-senang saja? Dan novel ini memberi contoh bagaimana cara menerima semua keluhan tadi dan gugatan kita atas hidup yang sedang kita jalani.

Secara keseluruhan, saya begitu menikmati kisah perjalanan Gilang yang penuh drama dan pelajaran hidup dalam novel ini. Dan bagi siapa pun yang ingin merenungkan kembali makna keluarga terutama tentang ayah dan ibu, novel ini bisa jadi rekomendasi untuk dibaca.

Nah, sekian ulasan saya untuk novel Janji Untuk Ayah ini. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!



Catatan:

  • Kita merasa takut bukan karena tidak bisa. Kita merasa takut karena tidak biasa (hal. 50)
  • Kalau tak bisa buat orang bahagia, paling tidak jangan sakiti hatinya (hal. 61)
  • Hidup yang damai, dimulai dengan menerima hal-hal yang enggak bisa kita ubah (hal. 77)
  • Kita punya tujuan besar, tapi kita breakdown tujuan itu jadi langkah-langkah yang lebih kecil. Langkah-langkah yang mudah dicapai (hal. 80)
  • Sesuatu bernilai tinggi bukan hanya karena bentuknya. Tetapi juga perjuangan untuk mendapatkannya (hal. 86)
  • Dalam hidup ini, seenggaknya kita harus punya tiga hal ini: kebebasan untuk memilih, keberanian untuk menggeleng, dan nyali untuk melawan (hal. 90)
  • Kita kita memang harus berjalan sendiri, tanpa punya banyak pilihan. Tapi, percayalah, tak pernah ada manusia yang benar-benar sendiri (hal. 96)
  • Hidup itu sebenarnya sederhana, yang hebat-hebat cuma tafsirannya (hal. 117)
  • Setahu saya, rasa takut tidak akan membuat kematian berhenti datang. Rasa takut justru membuatmu berhenti hidup (hal. 124)
  • Untung rugi dalam hidup, menurutku, adalah tentang seberapa optimal kita menggunakan waktu yang Tuhan kasih (hal. 130)
  • Momen ketika kita kehilangan segalanya, kadang adalah momen untuk menemukan diri sendiri (hal. 148)

Bebukuan Januari 2025


Halo!

Mengawali awal tahun dan sudah dilewati bulan Januari ini, maka saya harus membuat tulisan soal Bebukuan selama sebulan kemarin. Kayaknya saya harus mengingatkan kembali soal Bebukuan ini.

Jadi, Bebukuan ini artikel yang merekap selama sebulan sudah baca buku apa, buku apa saja yang didapatkan, dan kira-kira bulan depannya bakal baca buku apa. Ini hanya artikel senang-senang jadi tidak ada tuntutan yang membebani. Dibawa santai aja ya.

Artikel Bebukuan ini bakal saya publikasikan di tanggal muda karena untuk membuatnya saya harus merekap dan memfoto buku-bukunya. 

Nah, segitu remainder dari saya soal Bebukuan. Langsung saja kita intip rekapan Bebukuan untuk Januari kemarin!


Bacaan Januari 2025

1. Cewek Paling Badung Di Sekolah oleh Enid Blyton

2. Sekali Lagi Si Paling Badung oleh  Enid Blyton

3. I Know Who Killed Your Grandma oleh Denkus


Koleksi Januari 2025



1. Satine oleh Ika Natassa

Cuma berbekal rasa penasaran, saya memutuskan membeli buku terbaru dari Ika Natassa. Ingin tahu alur cerita bagaimana lagi yang akan disajikan penulis, setelah sebelumnya saya sudah membaca 2 novel lainnya: Critical Eleven dan The Architecture Of Love.

Saya menyimpulkan jika di 2 novel sebelumnya penulis menggali bagaimana menyatukan dua tokoh utama dengan alur yang elegan dan romantis. Karakternya pun berasal dari masyarakat urban. Kira-kira apakah di novel ini pun dua unsur tadi akan dipakai penulis?



2. Love In The Kingdom Of Oil oleh Nawal El Saadawi

3. Karnak Cafe oleh Najib Mahfudz

Saya membeli novel Love In The Kingdom Of Oil karena nama penulisnya yang merupakan penulis novel Perempuan Di Titik Nol. Saya belum membaca novel itu tapi saya akan berkenalan dengan kepenulisan beliau melalui novel ini. Alasan lainnya karena preloved novel ini dijual dengan harga terjangkau. Saya tidak mau melewatkannya.

Saya membeli kedua novel ini di toko daring shopee Bumi book store. Koleksinya lumayan menarik. Dan untuk menggenapi pembelian, saya secara acak memilih novel Karnak Cafe ini. Sepintas novel ini kayak novel sastra lama gitu. Dan benar saja, begitu dicek, novel ini ditulis tahun 1974 oleh penulis dari Mesir. Jadul banget. Penasaran di tahun segitu, novel yang ditulis bakal bawa konflik apaan.





4. A Suspicious Secondhand Shop (Toko Barang Bekas yang Mencurigakan) oleh Michio Shusuke

5. The Newcomer (Pembunuhan di Nihonbashi) oleh Keigo Higashino

6. Sang Penyelaras Nada oleh Chiang Sheng Kuo

Ketiga novel ini saya beli preloved juga. Ketemu pas menggali kata kunci "wts buku novel" di akun X. Dijual secara paket dan harganya begitu terjangkau. Alasan saya karena ketiga buku ini belum punya dan ingin menggenapi koleksi buku saya yang kategori literasi asia. Beberapa buku terjemahan dari asia sudah masuk koleksi, tinggal mencadangkan waktu saja untuk membaca kesemuanya.

Novel A Suspicious Secondhand Shop jadi yang paling bikin penasaran. Kan dari tahun lalu tiba-tiba banyak buku asia yang diterjemahkan yang punya judul ada kata tokonya. Sebanyak itu rupanya toko-toko di dunia ini yang memiliki romantisasi kisah hidup manusia.

Sudah ada 3 novel yang berbau toko yang sudah saya baca: Toko Tukar Tambah Nasib (Lia Seplia), Dollagoot; Toko Penjual Mimpi (Lee Me Ye), dan Wizard Bakery (Gu Byeong-Mo). Berikutnya novel apa lagi ya?



7. I Know Who Killed Your Grandma oleh Denkus

Senang sekali karena saya dihubungi oleh Kak Denkus untuk kerjasama mengulas novel terbarunya ini. Saya tahu penulis Kak Denkus ini sejak membaca novelnya yang berjudul A Friend's Goodwill, novel tentang pembunuhan. Dan novel I Know Who Killed Your Grandma masih punya genre sama dengan novel sebelumnya, thriller mistery. Tikipal novel yang menyajikan kasus pembunuhan dan kita akan diajak menebak siapa pelaku dan apa yang jadi motifnya.



8. Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) oleh Keigo Higashino

Saya sempat membaca novel ini di perpustakaan digital tapi enggak selesai. Awal cerita novel ini benar-benar memikat dan bikin penasaran. Dan sejak tahun lalu saya memasukkan novel Malice ini ke wishlist. Saya benar-benar menunggu bisa membeli novel ini dengan harga yang jauh lebih rendah. Dan beruntung bulan ini saya bisa membelinya dengan harga 50 ribuan dengan novel kondisi baru.



9. The Lord of The Ring: The Fellowship of The Ring oleh J.R.R. Tolkien

Banyak banget series yang ingin saya baca tapi bukannya mencicil satu per satu, malah sibuk membeli bukunya saja. Setelah tahun lalu membeli Harry Potter buku 1 sampai 3, tahun ini bakal mulai series The Lord of The Ring. Saya suka sama film epiknya dan penasaran versi bukunya. Saya sampai beli 2 buku padahal sama saja karena berbarengan saya menyepakati ke dua pembeli. Gak apa-apa lah, nanti kalau sudah niat melepas, bakal saya lepas salah satunya.



10. Almond oleh Sohn Won - Pyung

Saya membeli ini karena menurut beberapa pembaca ceritanya bagus. Untuk menunggu bisa beli ini saya sampai harus menunggu gramedia kasih diskon 30% dan saya bayar sebagian lagi pakai koin di Lazada. Alhasil harganya jadi sangat murah. Saya kebetulan sudah membaca buku yang lainnya, Tube, dan lumayan suka. Nanti ulasannya akan saya buat setelah saya baca ulang.



11. Janji Untuk Ayah oleh Nurunala

Saya suka dengan novel karya Nurunala sejak membaca novel Seribu Wajah Ayah dan sejak itu saya sudah berniat mengusahakan untuk membaca karyanya yang lain. Novel lainnya yang sudah dibaca adalah Festival Hujan. Sejauh ini saya cukup terkesan dengan gaya penulisannya yang tidak bertele-tele dan penulis selalu mengambil tema kehidupan manusia yang gampang relate dengan siapa pun.




12. Norwegian Wood oleh Haruki Murakami

13. Five Survive oleh Holly Jackson

Kedua buku ini saya beli pas di hari ulang tahun saya sebagai reward gitu. Dan kebetulan waktu itu di gramedia.com ada diskon 30%. Buku yang saya incar bukunya Haruki Murakami, tapi saya kepincut juga dengan bukunya Holly Jackson yang kebetulan bakal rilis juga buku paling anyarnya. 


Rencana Baca Februari 2025

Bulan Februari ini saya menyiapkan 5 buku yang akan saya baca dan semoga bisa diselesaikan sampai ke membuat ulasannya di sini.



1. Mata Malam oleh Han Kang

2. Upacara Kehidupan oleh Sayaka Murata

3. Janji Untuk Ayah oleh Nurunala

4. Catatan Pembunuhan Sang Novelis (Malice) oleh Keigo Higashino

5. Win Your Inner Battles oleh Darius Foroux


Nah segitu dulu update Bebukuan Januari 2025 ini. Semoga bulan Februari ini bisa mendapatkan pengalaman baik bersama buku-buku yang akan dibaca. 

Kira-kira, berapa buku yang sudah kalian siapkan untuk menemani Februari ini? Silakan sharing di kolom komentar ya!




Resensi Novel I Know Who Killed Your Grandma- Denkus

[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]




Judul: I Know Who Killed Your Grandma

Penulis: Denkus

Editor: Yandi Asd

Desain sampul & isi: @curutwashere

Penerbit: Ponyo Media Pustaka

Terbit: Desember 2024, cetakan pertama

Tebal: viii + 243 hlm.

ISBN/QRCBN: 6215776941492

Tag: pembunuhan, remaja, misteri, penculikan, pelecehan seksual


SINOPSIS

Neneknya Ibra meninggal jadi korban tabrak lari di sekitar Jembatan Kiliwang. Anak tetangganya bernama Agam yang selama ini diasuh nenek juga menghilang. Polisi segera melakukan penyelidikan karena ada kemungkinan kasus tabrak lari itu berhubungan dengan kasus penculikan anak yang dalam setahun sudah ada empat kasus di Kota Timur.

Saat Ibra sedang sibuk mencari pelaku penabrak nenek dan menghilangnya Agam, ia dikuntit oleh teman sekelasnya, Gandhi. Pengakuan mengejutkan kalau dirinya tahu pelaku penabrak nenek dikirim Gandhi kepada Ibra. Dengan dibantu Bagas, mereka merencanakan untuk bertemu. Pak Oka, polisi yang menangani kasus itu pun dilibatkan. Tetapi Gandhi mendadak tidak muncul. Sejak itu Gandhi tidak bisa ditemui dan dia menghilang.

Ibra dan Pak Oka bekerja sama mencari tahu keanehan yang ada. Termasuk soal keterlibatan polisi bernama Badru yang selama ini mengawasi Gandhi setelah dia merasa aneh dengan hilangnya kabar dari orang tua Gandhi yang kabarnya pergi ke luar kota.

 


ULASAN

Novel I Know Who Killed Your Grandma bergenre thriller mistery. Kita akan diajak menggali misteri tabrak lari neneknya Ibra yang susah dipecahkan karena tidak ada saksi dan bukti. Apalagi saat kejadian itu cuaca sedang hujan deras sehingga TKP lebih steril.

Kasus tabrak lari ini rupanya hanya pemicu untuk membongkar kasus besar yaitu jual beli organ manusia. Operasinya adalah anak kecil diculik, dibunuh, organnya diambil, jasadnya ada yang dimutilasi, kemudian dibuang sembarangan. Kejahatan ini terorganisir dan melibatkan orang penting sehingga sulit dibongkar kasusnya. Dan bagi keluarga korban, kejahatan ini dikutuk karena sangat sadis mengingat korbannya adalah anak-anak polos.

Selain itu dibahas juga kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan panti asuhan. Bagian ini mengingatkan saya pada kasus baru-baru ini soal anak panti asuhan di Tangerang yang dilecehkan oleh pemilik dan pengasuh panti. Masa kanak-kanak yang seharusnya jadi waktu emas dalam pembentukan karakter justru dirusak dengan menanamkan trauma mendalam. Miris sekali.

Saya suka rangkaian ceritanya karena ditulis dengan bertahap dan diakhiri dengan tuntas. Setidaknya pembaca tahu siapa dalang semua ini. Walau pun saya tidak menemukan kepastian nasib Agam, apakah selamat atau sudah dieksekusi. Tidak ada penjelasan lengkap soal penangkapan pelaku utama dari bisnis jual beli organ manusia ini mengartikan potret membongkar jaringan bisnis ilegal tidak bisa menyentuh pemuncaknya. Kuasa pemuncak selalu lebih hebat dibanding penegak hukum dan itu memang ada di kenyataan sehari-hari. 

Sebagai novel misteri, saya kira bakal ada cerita Pak Oka bertindak seperti detektif. Namun sayang sekali, pemecahan petunjuknya sangat dangkal. Pelaku diketahui atas aduan saksi tidak langsung. Bukan karena Ibra atau Pak Oka menyatukan petunjuk-petunjuk yang ditemukan, lalu disimpulkan yang mengarah ke pelaku. Saya tidak bisa membayangkan jika tidak ada saksi, kasus yang menimpa nenek dan Agam pasti jadi kasus tidak terpecahkan berikutnya.



Di novel ini pun diperlihatkan beragamnya karakter remaja dilihat dari latar belakang orang tua. Ibra ditinggalkan ibunya dan ayahnya meninggal sehingga harus bekerja di usianya yang masih SMA. Elang, rekan kerja Ibra di kelab, tumbuh dari orang tua yang kerap melakukan kekerasan dan memaksanya bekerja. Bagi dia, adanya orang tua tidak berfungsi sama sekali karena seharusnya yang mencari nafkah itu orang tua, bukan dirinya. Elang akhirnya menyimpan kebencian kepada mereka.

Gandhi, teman sekelas Ibra, jadi anak adopsi. Ia menanggung beban untuk menyenangkan orang tua barunya dan menghindari menyusahkan mereka. Sifatnya makin pendiam karena dia membawa trauma dari masa lalu. Dan Bagas yang memiliki bapak seorang jaksa mempresentasikan remaja normal karena hidup di tengah keluarga normal. 

Novel ini menjadi pengingat kalau kejahatan jual beli organ manusia itu ada di sekitar kita dan penting menjaga anak-anak dari jangkauan mata. Selain itu, secara gamblang novel ini menyuarakan soal menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Anak-anak selalu jadi korban dari ketidakutuhan keluarga. Yang diserang masalah keluarga yang rusak itu bukan fisik, melainkan psikis. Mereka bisa bilang kalau kondisi mereka baik-baik saja, namun masalah itu dipendam sedemikian rupa agar tidak terlihat, lalu suatu hari nanti secara bawah sadar akan menyeruak ke permukaan dalam bentuk kerusakan kepribadian yang sudah akut. Lalu siapa yang harus disalahkan? Dan bagaimana memulai memperbaikinya lagi?

Secara gaya penulisan, saya tidak ragu hasilnya karena saya sudah membaca novelnya yang lain, A Friend's Goodwill. Diksinya terasa lugas, runut, dan mudah dipahami sehingga mengikuti dan menikmati ceritanya cukup enjoy. Saran saya yang mungkin bisa dipertimbangkan adalah untuk mengungkap kejadian sebenarnya sebaiknya tidak diceritakan lengkap sebagai bab khusus. Bisa disampaikan dari proses introgasi saja sebagai pengakuan. Dalam novel ini akan lebih pas kalau kesaksian saksi saja yang dipakai, tidak perlu ada bab lima. Beberapa bagian cerita yang tidak terungkap jelas, diserahkan saja ke pembaca untuk dibayangkan. Istilahnya, biarkan beberapa tali cerita nyangkut di pikiran pembaca. Jangan semua diputus.

Secara keseluruhan, bagi siapa pun yang menyukai cerita misteri dengan dibalut kasus kejahatan pasti akan suka dengan novel ini. Walau masih ada catatan saran dari saya, novel ini tetap seru dibaca.

Nah, sekian ulasan saya untuk novel I Know Who Killed Your Grandma. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!




 * Terima kasih Kak Denkus atas kiriman novelnya :)