[ Ulasan di bawah ini adalah kesan pribadi saya setelah membaca bukunya. Semua poin berdasarkan penilaian sendiri sesuai selera pribadi. Terima kasih. ]
Judul: Tiga Permintaan Dan Cerita-Cerita Lain
Penulis: Enid Blyton
Penerjemah: Indri K. Hidayat
Ilustrasi: Val Biro
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juni 2016, cetakan ketiga belas
Tebal: 192 hlm.
ISBN: 9786020330143
Tag: cerpen, anak-anak
Di sela membaca kumcer yang berat, saya memutuskan membaca kumcer anak. Dan pilihan saya jatuh pada buku kumcer Tiga Permintaan Dan Cerita-Cerita Lain yang ditulis Enid Blyton. Ada delapan cerita pendek yang kategorinya cerita anak dengan pesan moral yang layak banget disampaikan: Tiga Permintaan, Charlie si Pembohong, Pantas Jadi Tukang Sapu, Pak Topple dan Sebutir Telur, Masalah Sepele, Baskom Cuci Bu Cepat, Sally Ceroboh dan Tabby Jujur, dan Kena Batunya.
Pada cerita Tiga Permintaan mengisahkan Elsie dan Bobby yang saudaraan tapi suka bertengkar. Saat mereka sedang duduk-duduk di rerumputan tepi hutan, Elsie menemukan dan menangkap Peri. Keduanya meminta agar Peri mengabulkan tiga permintaan. Dan keduanya bertengkar lagi soal permintaan apa yang akan diminta. Namun ujung-ujungnya tidak ada permintaan yang dikabulkan yang menguntungkan mereka. "Orang yang bertengkar tak bisa berpikir jernih. Akibatnya, mereka melakukan hal-hal yang bodoh" (hal. 22).
Pentingnya berpenampilan bersih dan rapi disampaikan lewat cerita Pantas Jadi Tukang Sapu. Dick susah disuruh untuk membersihkan diri. Tampilannya kotor dan urakan. Dick kesal kepada Bu Guru Brown karena dinasehati. Ia pun kabur ke hutan dan malah ditangkap orang-orang kerdil. Dick dipaksa membersihkan cerobong asap karena disangka tukang sapu dan dia dikunci di dalamnya. Setelah selesai, Dick dibebaskan dengan tampilan lebih kotor dan hitam. Sejak itu Dick berubah lebih memperhatikan kebersihan diri sebab tidak mau mengulang membersihkan cerobong asap rumah orang-orang kerdil.
Kita diingatkan untuk tidak menceritakan sesuatu yang kita tidak tahu dalam cerita Pak Topple dan Sebutir Telur. Pak Topple yang akan kedatangan bibinya hendak membuat kue tapi telur satu-satunya yang ada di dalam kulkas justru membusuk. Ia pun menemui tetangganya, Pak Plod yang seorang polisi yang sedang bekerja di perempatan, untuk ijin meminta telur dari kandangnya. Pak Plod mengijinkan. Pak Topple segera pulang dan masuk ke pekarangan rumahnya lalu mengambil sebutir telur. Aksinya itu diketahui oleh Nyonya Suka Berbisik dan berkesimpulan Pak Topple sedang mencuri telur. Dan dia menceritakan yang dilihatnya kepada Tuan Suka Bicara, Tuan Suka Bicara menyampaikan lagi kepada Nona Sederhana, Nona Sederhana mengulangi ceritanya kepada Ibu Pendengar, Ibu Pendengar membicarakan lagi dengan Tuan Suka Ikut Campur, sampai akhirnya Tuan Suka Ikut Campur mengadukan hal ini kepada Pak Plod dan memintanya agar Pak Topple dipenjara. Merasa ada salah paham, Pal Plod segera membereskannya dengan merunut penyebaran kabar tidak benar itu.
Cerita yang lainnya pun sama serunya dan mudah dipahami. Jika cerita di buku ini diceritakan kepada anak-anak, pasti mereka akan menyukainya.
Yang paling penting dari sebuah cerita anak adalah harus mempunyai nilai baik yang disampaikan. Anak-anak adalah generasi emas. Pelajaran kebaikan sangat penting ditanamkan kepada mereka agar menjadi karakter kuat yang akan terus dibawa sampai mereka dewasa.
Buku ini tipis dan bagusnya lagi banyak ilustrasi yang mendukung ceritanya. Saya membaca buku ini seperti nostalgia dengan buku anak pas saya masih anak-anak dulu.
Secara keseluruhan, buku ini bagus banget dibaca oleh anak-anak atau dibacakan orang dewasa kepada anak-anak sebagai bahan pendidikan karakter. Tidak menggurui, tokoh-tokohnya menarik, dan kisah-kisahnya tidak membosankan.
Nah, sekian ulasan saya untuk buku kumcer Tiga Permintaan dan Cerita-Cerita Lain. Terakhir, jaga kesehatan dan jangan lupa membaca buku!
0 komentar:
Posting Komentar