Blurb.
Hey, Cinta. Apakah kamu di sana? Oh, tidak? Mungkin di sini? Tidak juga ternyata. Sebenarnya kamu di mana?
Memulai kehidupan profesional tidak semudah yang kubayangkan saat aku memutuskan pindah ke Jakarta. Macet dan polusi di mana-mana, Transjakarta yang sesak, serta kopi pahit yang disodorkan rekan kerjaku setiap pagi. Belum lagi atasanku, Pak Daniel, yang kelewat misterius.
Semuanya semakin rumit saat masalah datang dan mempertemukanku kembali dengan Evan, pria yang mengajakku berkenalan di halte Transjakarta. Kejautan lainnya adalah Sam, teman chatting-ku, yang ternyata juga berada di kota yang sama denganku dan mengajak ketemuan! Entah berapa banyak lagi kejutan yang menantiku di kota metropolitan ini.
Hey, Cinta. Apa aku akhirnya akan menemukanmu di sini?
-Lulu-
Ide cerita.
Novel Peek A Boo, Love ini dilabeli Amore oleh penerbitnya. Setau saya Amore ini bercerita tentang kisah dengan karakter dewasa yang dibalut kisah romantis. Dan benar saja, Lulu si tokoh utama memang berlatar belakang dunia kerja. Tau sendiri dunia kerja berarti pelakunya bukan remaja lagi.
Di awal buku hingga pertengahan buku saya merasa gemes dengan karakter Lulu. Pasalnya, Lulu ini bisa dibilang seorang tipe introvert/tertutup. Di awali pertemuannya dengan Evan di halte Transjakarta, Lulu berangsur-angsur mulai membuka diri pada pergaulan dengan orang sekitar. Saya kira Evan memang sosok yang asyik bergaul dan dia memang berhasil menarik Lulu dari sifat introvert-nya. Memang tidak berubah secara langsung namun saya melihatnya ada kemajuan.
Cara Evan yang memberi perhatian tidak biasa kepada Lulu membuat Lulu memandang perhatian tersebut sebagai tindakan yang spesial. Lama-lama Lulu merasakan perasaan cinta yang mulai tumbuh. Hanya saja karena sifat introvertnya, Lulu memendam perasaannya jauh di lubuk hati. Tidak pernah tersampaikan. Dan keberadaan Cindy yang merupakan rekan kerja Lulu, seakan-akan menjadi sandungan kelancaran hubungannya dengan Evan. Sampai akhirnya peristiwa di toilet menghancurleburkan semua perasaan cintanya pada Evan. Lulu sempat patah hati. Dan yang bisa ia lakukan hanya sedikit curhat pada teman chatting-nya, Sam.
Poin gemesnya ada pada ketidakberanian Lulu untuk menyatakan perasaan pada Evan melalui kode-kode. Berbeda sekali dengan Cindy yang sangat agresif menunjukkan perasaannya. Saya sampai tidak habis pikir Lulu kok mau-maunya diombang-ambing sama ketidakpastian.
Nasib mulai bermain-main dengan manisnya mengaduk takdir antara Lulu dan Sam. Ahh, momen menyenangkan mulai mengisi hari-hari Lulu. Lalu apa konfliknya selesai? Tidak juga. Sebab percikan api masih mewarnai hubungan Lulu, Evan, Sam dan Cindy. Siapa sih Sam itu? Silakan baca bukunya dan temukankejutan yang penulis hadirkan. Saya jamin pembaca akan ikut gemes, senyum-senyum sendiri sampai dongkol setangah mati.
Plot. POV. Karakter. Gaya menulis.
Penulis mengusung plot maju mengikuti keseruan cerita cinta yang hadir di hati Lulu. Dengan POV orang pertama di pihak Lulu, pembaca akan merasakan betul apa yang dirasakan Lulu soal ketidakpastian dan harapan-harapan semu yang dibawa Evan. Kadang saya juga merasa kesal dengan Evan yang benar-benar tipe pengumbar sikap gentle tanpa mau menegaskan apa maksud aslinya. Jelas saja Lulu meradang ketika tahu maksud Evan yang sebenarnya.
Nah ini yang paling seru buat saya ketika menulis resensi ini. Saya mau melucuti karakter-karakter yang muncul di Peek A Boo, Love.
Lulu. Perempuan yang tipe intovert. Soalnya digambarkan kalau Lulu ini akan berreaksi diam saja terhadap lingkungan, sekalipun membuatnya tidak nyaman. Contohnya ada di halaman 8-9 ketika Evan mengajak jabat tangan, Lulu yang tidak nyaman mengambil aman dengan menyambutnya meski jelas-jelas ia tidak nyaman.
Sekalipun tidak nyaman dengan konsep bersentuhan dengan orang asing, aku menyerah dan menyambut uluran tangan itu. -Peek A Boo, Love, 9.
Kasus lainnya ada di halaman 11.
Namun, untuk menghargai niat baiknya, aku hanya diam dan mencoba menikmati rasa panas dan pahit yang harus kutahan setiap kali menyesap minuman dalam gelas kertas itu. -Peek A Boo, Love, 11.
Karakter Lulu ini berkembang pesat ketika ia harus bergulat dengan percintaan yang memang terbilang rumit. Kadang romantis, kadang manis, kadang tegas. Asyiklah karakter Lulu ini, mengundang simpati dan kesalutan.
Evan. Pria yang menarik dengan senyum yang lebar dan tingkah spontan yang manis. Namun dia ini kurang peka terhadap perasaan orang sekitar. Buktinya perasaan Lulu luput dia sadari.
"Sampai kapan pun cuma aku yang boleh pinjam payung kamu." -Peek A Boo, Love, 31.Kalimat di atas terucap pas malam hujan Lulu sempat meminjam payung yang tadinya untuk Evan, untuk mengantar Pak Daniel ke mobilnya di parkiran. Manis bukan kalimat Evan barusan.
Saat hendak meraih tas jinjingku yang tersampir di salah satu pundaknya, Evan menepis tanganku dengan gerakan pundaknya. -Peek A Boo, Love, 55.Demikian juga dengan penggalan di atas. Evan sangat mengerti melambungkan perasaan perempuan dengan melakukan perhatian-perhatian sederhana. Sayangnya, Evan tidak memikirkan efek perbuatannya.
Daniel. Karakter ini sangat tegas soal kerjaan secara beliau ini atasan Lulu.
"Lalu kenapa bukan kamu sendiri yang menyerahkannya?..." -Peek A Boo, Love, 14-15.
Kalimat di atas meluncur pas Pak Daniel marah-marah karena laporan yang dibuat Lulu ada kesalahan akibat miskomunikasi dengan Cindy. Ditambah laporan tersebut diantarkan ke Pak Daniel oleh Cindy, bukan Lulu sendiri.
Cindy. Perempuan cantik dengan rupa yang menawan. Namun dibalik anugerah itu, ia bersifat sangat kekanak-kanakkan dan kadang sinis. Antagonis banget karakternya.
"Selalu pura-pura yang yang tertindas atau tersingkir. Well, it's your choice. Kalau memang kamu nggak cocok dengan lingkungan pertemanan Evan, setidaknya jangan bebanin dia dengan rasa nggak enak sama kamu." -Peek A Boo, Love, 127-128.
Sam. Ini karakter yang ga boleh saya bocorkan. Pokoknya manis banget. Hehehe.
Gaya menulis pada novel ini sangat enak dinikmati. Tidak bertele-tele dan tidak kelewat sederhana. Diksinya kena sasaran. Pembaca tidak akan merasa bosan dengan gaya penulis bercerita.
Bagian favorit.
"Bukan salahmu. Aku hanya harus mendahulukan perasaanku." -Peek A Boo, Love, 208.
Ini adegan sinetron banget tapi buat saya sangat berkesan. Lulu harus memilih di antara dua pria. Dan akhirnya harus meninggalkan salah satunya. Siapa yang ditinggalkan dan dipilih Lulu? Cek aja di halaman 206 - 211. Saya yakin adegannya akan menyentuh siapa pun yang baca.
Petik-petik.
Peek A Boo, Love mengingatkan kita untuk memilih pasangan yang tepat sesuai hati. Maka pilihan yang dipilih harus benar-benar jujur. Dan jika kita punya hal yang ingin disampaikan kepada orang lain, sampaikan langsung sebelum terlambat dan menyesal.
Cuplikan.
"Stupid! What if I didn't come?" Suaraku bergetar. Pandanganku berkabut.
"Aku tahu kamu pasti datang." -Peek A Boo, Love, 210.Final. Rating.
Peek A Boo, Love cocok untuk pembaca yang suka dengan novel yang memuat cerita romantis tapi tidak alay karena karakter-karakternya dewasa. Akhirnya rating yang saya kasih untuk novel ini adalah 4 dari 5.
Penulis.
Sofi Meloni dikenal pertama kali dengan account @rainhujan di Wattpad karena kecintaanya pada bau tanah yang datang menyertai saat hujan turun dan percaya bahwa banyak hal romantis dapat terjadi saat hujan datang.
Penggila Youtube, penyuka segala bentuk desain-desain visual grafis. Paling suka menghabiskan waktunya dengan membaca buku, menonton film indonesia, menonton video musik indie serta vlog tanpa henti di Youtube, dan mendengarkan radio. Bermimpi suatu saat bisa membuat chanel vlog sendiri.
Instagram : Rain.hujan
Facebook : Sofi Meloni (fan page)
Twitter : Sofi_Meloni
Blog : Sofimeloni.blogspot.com
Email : sofimeloni@hotmail.com
Jawab ya.
Seperti biasa resensi saya akan diakhiri sebuah pertanyaan yang mungkin akan ada yang bersedia menjawabnya. Pertanyaan kali ini adalah :
Apa kriteria pasangan yang kamu cari?
Knp Sam ngga diberi tahu ya???
BalasHapusKalo saya ngasih tau, penulisnya bakal kecewa. Soalnya Sam ini kejutan paling manis, hehe
HapusHahahaa:D Oke okee
Hapusmakanya cepetan dapet bukunya dan siap siap senyum senyum sendiri.. hehe
HapusE aku justru makin ke sini makin demen baca yang tokohnya udah dewasa aka latar belakang dah kerja, atau usia matanggitu...lebih seru konflik konfliknya
BalasHapussaya juga lebih suka novel demikian.. habisnya sarat sama pelajaran..
Hapus